Ini Cerita yang Ditampilkan dalam Gelaran Gandrung Sewu Tahun 2022 di Pantai Marina Boom Banyuwangi
Reporter
Nurhadi Joyo
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
30 - Oct - 2022, 05:26
JATIMTIMES - Gelaran Gandrung Sewu yang pertama pasca melandainya wabah Pandemi Covid 19 di Pantai Marina Boom Banyuwangi berjudul “Sumunare Telatah Belambangan" atau Kemilau Bumi Belambangan.
Apa maknanya? Yakni menggambarkan upaya pemerintah bersama rakyat dalam menempuh jalan jauh untuk mewujudkan Banyuwangi semakin maju lebih baik dan semakin mewangi.
Baca Juga : Peringati Hari Santri Nasional dan Sumpah Pemuda, YPSM Bhakti Nagari Gelar Seminar
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi melalui Kepala Bidang Kebudayaan Dewa Alit Budi Siswanto, penampilan ribuan penari Gandrung tersebut dalam adegan pertama yaitu prajurit membawa gunungan sebagai pembuka pertunjukan diikuti beberapa rakyat yang sedang menikmati kedamaian.
Perputaran roda kehidupan masyarakat Blambangan, bak menggelinding di atas badan jalan yang halus tanpa rintangan. Tanah subur dikelola dengan sabar menghasilkan kehidupan yang makmur. Gelombang laut menunjukkan ketenangan, mendebur pelan di pantai adalah gambaran terpenuhinya segala kebutuhan hidup masyarakat Blambangan dari hasil lautnya. Dewi Sekardadu Ikut Muncul (Bedayan).
Adegan berikutnya saat muncul Senopati Bajul Sengoro, sejak lama sudah mengincar pertumbuhan dan perkembangan Sang Putri Sekardadu. Semakin tumbuh remaja, gemulai tubuh dan kemolekan wajahnya semakin membuat Sang Senopati tergila-gila. Namun, harapan itu sangatlah tipis karena selama menjadi senopati, dirinya belum memiliki modal jasa dan karya untuk Blambangan
Selanjutnya alumni Fisip Universtas Jember itu menuturkan Senopati Bajul Sengoro merencanakan siasat rahasia. Atas keinginan yang membuncah hatinya, ia menggulirkan rencana yang dramatis. Senopati Bajul Sengoro berkeliling menyusuri batas-batas wilayah untuk melakukan penjagaan. Namun rencana itu memiliki tujuan menyimpang yang sempat dikuntit oleh Patih Arya Samboja.
Kemudian dalam adegan selanjutnya kedhaton-Sekar Dadu dilanda penyakit. Tanpa kabar sebelumnya, bahkan isyarat lewat mimpi pun tak pernah terjadi. Namun, balak tiba- tiba saja melanda, bagai api melalap kayu kering, melumat daun-daun berguguran.
Angin sepoi-sepoi membawa anyir udara panas, bak kabut hitam menyelimuti seluruh Wilayah Blambangan. Pageblug melanda, warga berjatuhan, pagi sakit, sore tewas. malam terjangkit, paginya harus dikuburkan...