Sosok Rosmadi Andika Pratama, Siswa SMK 2 Jember yang Meninggal Dianiaya Teman Sekolah
Reporter
Moh. Ali Mahrus
Editor
A Yahya
24 - Aug - 2022, 10:59
JATIMTIMES – Kematian Rosmadi Andika Pratama (16) siswa kelas X SMK N 2 Jember yang meninggal akibat mendapat tendangan dari teman satu sekolahnya, menjadi duka mendalam bagi Sudarmi (52) ibu korban. Bagaimana tidak Dika panggilan korban merupakan anak manja yang sudah ditinggal bapaknya meninggal sejak dirinya masih duduk di bangku kelas 2 SDN Sumbersari 03 Jember.
Sudarmi (52) ibu korban tidak menyangka anak bungsunya dari 2 bersaudara ini menyusul bapaknya, begitu cepat. Tidak ada firasat apapun dari anaknya sebelum pergi untuk selama-lamanya. Yang ia tahu dua minggu yang lalu anaknya datang ke SMP 3 Jember tempat dirinya sekolah sebelumnya untuk bertemu guru-gurunya.
Baca Juga : Aksi Perundungan Teman Satu Kelas Sebabkan Siswa SMK di Jember Tewas
“Tidak ada firasat sama sekali, hanya saja kemarin guru-guru SMP nya juga takziah ke sini, dan cerita kalau 2 minggu lalu Dika (panggilan korban) datang ke sekolah, di sekolah tidak ada yang dibicarakan, hanya salaman saja dengan guru-gurunya, setelah itu pulang,” ujar Sudarmi saat ditemui di rumahnya.
Menurut Sudarmi, anaknya juga tidak pernah bercerita jika korban ada masalah dengan temannya, sebab selama ini anaknya juga tidak pernah neko-neko, jangankan keluyuran, untuk urusan makan saja sejak kecil sampai ajal menjemputnya korban masih minta suapi dirinya.
“Kemarin saat mau berangkat sekolah juga saya suapi, anak saya memang sejak kecil minta disuapi kalau makan meski sudah SMA, sebab kalau gak disuapi gak mau makan. Jadi saya gak tahu kalau pagi kemarin merupakan suapan terakhir saya ke Dika,” ujar Sudarmi dengan tidak kuasa menahan tangis.
Sudarmi juga menyatakan, bahwa pada saat kejadian, dirinya sama sekali tidak tahu jika anak bungsunya meninggal. Dirinya ditelepon guru SMK 2 Jember sekitar pukul 1 siang, diminta untuk datang ke sekolah, namun saat disekolah dirinya tidak mendapat info jelas tentang anaknya.
“Saat itu ada guru anak saya yang telepon, agar saya datang ke sekolah dan diminta ikhlas dan bersabar...