Menko Airlangga Sebut 3 Sektor Ini Jadi PR Pemerintah Pusat
Reporter
Tubagus Achmad
Editor
Nurlayla Ratri
09 - Aug - 2022, 07:11
JATIMTIMES - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengungkapkan ada tiga sektor yang menjadi perhatian pemerintah pusat. Terutama sebagai katalisator dan mewujudkan perekonomian nasional yang resilien dan berdaya saing.
Tiga sektor tersebut yakni sektor industri, perdagangan, dan investasi. Menurut Airlangga, penguatan sektor industri akan berdampak pada peningkatan nilai tambah input aktivitas produksi. Sehingga, mampu menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan nasional dan menjaga stabilitas neraca perdagangan.
Baca Juga : Pengembangan Jalan Gondanglegi-Balekambang Bakal Digarap 2023
Di sisi lain, penguatan industri perlu didorong adanya dukungan permodalan yang konsisten melalui alokasi investasi.
Tercatat, hingga saat ini Pemerintah telah melakukan penguatan ketiga sektor fundamental tersebut yang dibuktikan melalui capaian surplus neraca perdagangan hingga USD 5,09 miliar per Juni 2022, dengan nilai ekspor semester I 2022 mencapai USD 141 miliar.
Selain itu, nilai investasi pada Q1 2022 juga telah terealisasi hingga lebih dari 28 persen komitmen investasi, dengan kontribusi penanaman modal asing sebesar USD 10,22 miliar dan dalam negeri sebesar USD 9,33 miliar.
Mencermati hal tersebut, Pemerintah terus berkomitmen untuk melanjutkan sinergi kebijakan ketiga sektor tersebut.
"Untuk menghadapi tantangan global ke depan, perlu dilakukan pendekatan multilateral yang tidak membatasi perdagangan ekspor dan impor dengan mengikuti aturan World Trade Organization," ungkap Menko Airlangga saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam kegiatan The 7th Global Conference on Business Management and Entrepreneurship, Senin (8/8/2022).
Dengan mengemban posisi strategis sebagai Presidensi G20, Indonesia berupaya untuk membawa G20 untuk mampu membuka jalan bagi WTO untuk tetap relevan dalam membahas dampak perdagangan dan ekonomi dari situasi tantangan global yang terjadi.
Sehingga mampu menjaga rantai pasok, menerapkan langkah-langkah kebijakan perdagangan, dan menjaga ketersediaan serta keterjangkauan harga pangan.
Baca Juga : Baca Selengkapnya