Hingga Juli 2022 Ada 44 Ekor Sapi Mati karena PMK, Peternak di Tulungagung Pertanyakan Data Itu
Reporter
Muhamad Muhsin Sururi
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
11 - Jul - 2022, 11:52
JATIMTIMES - Data yang dicatat oleh Pemkab Tulungagung, hingga pertengahan Juli 2022 ada 44 ekor sapi mati karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Data yang dicatat itu merupakan data resmi dan telah dipastikan penyebab kematian sapi-sapi itu.
"Sampai pertengahan Juli 2022, didapati 44 ekor sapi mati karena PMK. Ini sudah kita pastikan memang karena PMK,” kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, Senin (11/07/2022).
Baca Juga : Kembali, Ombak Pantai Selatan Blitar Renggut Jiwa Pemancing
Dia mengungkapkan, ada 33 ekor sapi milik masyarakat yang terpaksa harus dipotong paksa untuk menghindari dampak buruk dari serangan wajah PMK di Tulungagung. Agar tidak semakin parah, pihak Pemkab terus berupaya melakukan pencegahan penyebaran dan pengobatan pada sapi-sapi yang ada di Kabupaten Tulungagung.
Data yang dicatat Pemkab, sebut Maryoto, hingga saat ini ada 1.931 sapi yang sakit dan sudah dilakukan pengobatan. Dari 1.931 ekor sapi yang diobati, 756 diantaranya sudah sehat, 33 ekor dipotong paksa dan 49 ekor mati.
"Pemkab melakukan langkah tegas dengan menghentikan lalu lintas sapi dari luar daerah, pedagang sapi dari luar daerah wajib menunjukkan bukti jika sapinya dalam kondisi sehat," ucapnya.
Selain menghentikan lalu lintas sapi dari luar daerah, Pemkab Tulungagung juga terus menggencarkan vaksinasi untuk sapi sehat dan pemberian obat bagi sapi yang sakit serta menyiapkan anggaran mencapai Rp 700 juta untuk menangani kasus PMK.
“Sudah kita siapkan anggaran sampai 700 juta rupiah untuk pencegahan dan pengobatannya,” ungkapnya.
Dengan anggaran yang sudah disiapkan, Maryoto yakin bisa melengkapi proses percepatan vaksinasi yang telah dilakukan, terlebih Pemkab Tulungagung mendapatkan tambahan alokasi vaksin lebih dari 80 ribu dosis dan sudah disalurkan setiap hari kepada sapi-sapi sehat di seluruh Tulungagung agar tidak tertular.
Terpisah, salah satu peternak sapi di Tulungagung, Timour mengatakan, data yang dicatat Pemkab Tulungagung tentang 44 ekor sapi mati karena PMK, itu perlu ditanyakan. Menurutnya, jumlah itu masih terlalu sedikit karena di setiap Desa di Tulungagung bisa dipastikan ada sapi yang mati karena PMK.
Baca Juga : Rangkaian Peringatan Dies Natalis ke-41, Ini Cara FEB Unisma Ungkap Rasa Syukur
"Sapi saya ada 13 ekor, dan 4 ekor telah mati," katanya.
Timour mengungkapkan, setiap 1 ekor sapi yang sakit, membutuhkan biaya pengobatan lebih dari Rp 1 juta, artinya anggaran Rp 1 juta itu tidak cukup untuk biaya pengobatan 1 ekor sapi yang sakit. Karena 1 kali suntik pengobatan sapi itu biayanya Rp 300 ribu dan sapi bisa sembuh rata-rata membutuhkan 5-6 kali suntik.
"1 kali suntik 300 ribu. Untuk bisa sembuh rata-rata membutuhkan 5-6 kali suntik," ungkapnya.
Sebagai peternak sapi, dia berharap agar Pemkab Tulungagung paling tidak memberikan bantuan disinfektan kepada para peternak sapi di Tulungagung, walaupun bantuan itu hanya 1 botol itu sudah sangat membantu dan meringankan para peternak khususnya sapi.