Trending di Tulungagung: Suami Bunuh Istri hingga KPK Sidik Koruptor di Mapolres
Reporter
Anang Basso
Editor
Dede Nana
28 - Jun - 2022, 05:54
JATIMTIMES - Terungkapnya motif suami di Kabupaten Tulungagung yang tega membunuh istrinya dan kedatangan KPK untuk melakukan proses penyidikan menjadi perhatian publik dalam sehari, Senin (27/6/2022) kemarin. Peristiwa ini seakan mengguncang dan mengejutkan publik karena dari dua kasus ini publik ingin tahu lebih jauh tentang informasi yang berkembang.
Hal itulah yang membuat JatimTimes.com merangkum dua kasus yang hinga kini menyita perhatian khalayak umum, baik di Tulungagung khususnya maupun Indonesia pada umumnya.
Baca Juga : Bupati Gresik Ajak Masyarakat Melek Sejarah dan Rawat Budaya
1. Motif Suami Bunuh Istri karena Motif Ekonomi
Polisi merilis kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berujung kematian seorang istri di Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Dalam rilisnya, polisi membenarkan kematian Sri Rahayu (43) akibat dari kekerasan yang dilakukan suaminya WSR (49), Jum'at (24/6/2022).
Kapolres Tulungagung AKB Handono Subiakto mengatakan, kasus ini ditangani Polsek Besuki. Namun kemudian diambil alih oleh Satreskrim melalui unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
"Awal mula ada warga yang meninggal dunia dan melakukan olah TKP. Ada kecurigaan korban meninggal tidak wajar," kata Handono Subiakto.
Ketidakwajaran ini diketahui karena di bagian mata dan leher ditemukan luka lebam dan bekas cakaran. "Kemudian dilakukan pengembangan dengan keterangan saksi dan dokter untuk mengungkap penyebab kematian ini," ujarnya.
Dari hasil autopsi yang dilakukan, polisi kemudian menarik kesimpulan jika kematian Sri Rahayu akibat kasus KDRT yang dilakukan WST suaminya sendiri. "Kesimpulan hasil pemeriksaan itu kematian korban adalah akibat kasus KDRT yang mengakibatkan korban meninggal dunia," ungkapnya.
Handono mengungkapkan, kejadian kekerasan ini berada di dalam rumah pasutri yang beralamat di Desa Besole. "Awal mulanya TKP berada di rumah. Nah di dalam di kamar terjadi cek-cok terkait permasalahan ekonomi," imbuhnya.
Korban Sri Utami disebutkan Handono, merupakan tenaga kerja wanita (TKW) yang telah lama merantau di Hongkong. Saat di lakukan kekerasan oleh WST, Sri Utami sempat melakukan perlawanan.
"Kekerasan yang dilakukan ini dengan cara mencekik dan korban melakukan perlawanan. Namun, kemudian korban kehabisan nafas dan jatuh dari tangga dan matanya terbentur tiang," paparnya...