Jadi Makanan yang Sering Ada saat Lebaran, Berikut Sejarah dan Filosofi Ketupat
Reporter
Desi Kris
Editor
Yunan Helmy
02 - May - 2022, 04:19
JATIMTIMES - Ketupat identik dengan makanan Lebaran karena sering ada dalam suasana Idul Fitri atau Lebaran. Biasanya ketupat disajikan dengan makanan pendamping seperti opor ayam, sambal goreng hati, dan semur daging.
Tak cuma di Indonesia. Warga di berbagai negara Asia Tenggara juga sering menghidangkan ketupat, seperti Malaysia, Singapura dan Filipina. Tentunya di negara-negara itu, ketupat dihidangkan dengan cara berbeda sesuai ciri khas mereka.
Baca Juga : Mau Yang "Kuburan" atau Lapindo, Mi Ayam Bledek dengan 13 Rasa Unik di Malang
Ketupat sendiri merupakan makanan berupa nasi yang dipadatkan dan dimasak dengan anyaman janur kelapa. Lalu, seperti apa sebenarnya sejarah ketupat ini?
Jauh sebelum menjadi bagian tradisi Lebaran, ketupat ternyata sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha. Ketupat pertama diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada abad ke-15 untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Hingga akhirnya, asimilasi budaya dan keyakinan ini mampu menggeser kesakralan ketupat menjadi tradisi Islami. Di dalam penyebarannya, Sunan Kalijaga kala itu membudayakan istilah yang dikenal dengan Bakda.
Bakda sendiri punya arti "setelah". Ada 2 buah Bakda yang dibudayakan, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.
Bakda Lebaran adalah Hari Raya Idul Fitri. Waktu saat seluruh umat Islam diharamkan untuk berpuasa. Sedangkan Bakda Kupat adalah hari raya bagi orang yang melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari.
Biasanya, Bakda Kupat dilaksanakan satu minggu setelah Lebaran. Ketupat atau kupat adalah singkatan dari frasa dalam bahasa Jawa "ngaku lepat". Hal itu memiliki arti mengakui kesalahan. Namun, ada juga yang mengatakan kupat adalah singkatan dari "laku papat" atau 4 tindakan.
Tradisi sungkeman yang sering dilakukan menjadi implementasi dari ngaku lepat bagi masyarakat Jawa. Prosesi itu dilakukan dengan bersimpuh di hadapan orang tua dengan meminta maaf atas berbagai kesalahan terdahulu.
Hingga saat ini, tradisi sungkeman masih membudaya di kalangan masyarakat Suku Jawa. Tradisi sungkeman ini mengajarkan pentingnya bagaimana menghormati orang tua, bersikap rendah hati, dan meminta keikhlasan serta ampunan dari orang tua.
Sedangkan laku papat memiliki arti 4 tindakan dalam perayaan Lebaran. 4 tindakan tersebut adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
Berikut arti masing-masing kata tersebut:
1...