MUI DKI Jakarta: Mubaligh-Mubalighoh Itu Profesi Mulia, Selalu Niat Karena Allah
Reporter
Suwandi
Editor
Moch. R. Abdul Fatah
04 - Mar - 2022, 04:10
JATIMTIMES - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, KH Munahar Muchtar silaturahim ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah Kertosono, pada Kamis (3/3/2022). Ia berkunjung ke pesantren tersebut, usai menyerahkan bantuan korban erupsi Gunung Semeru kepada MUI dan DPD LDII Lumajang di kantor DPW LDII Jawa Timur pada Selasa (1/3/2022).
Ia disambut oleh Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, KH Ubaidillah Al Hasaniy, didampingi Ketua DPD LDII Nganjuk, Murkani, dan para pengurus ponpes. Di depan para santri ponpes tersebut, KH Ubaidillah memberi kata sambutan. Menurutnya, KH Munahar adalah seorang kyai yang gemar silaturahim.
“Silaturahim memperbanyak rezeki dari Allah, dan Allah memanjangkan umur,” ujar Kyai yang biasa disapa Kyai Ubaid. Menurutnya, para santri yang ada di sini adalah para calon juru dakwah, yang bakal menjadi _muballigh-muballighoh_.
Menurut Kyai Ubaid, dirinya tak merasa khawatir para santri bila masih berada di pesantren
“Mereka masih satu pemahaman dan satu cita-cita. Persoalannya bila mereka sudah terjun di tengah-tengah masyarakat, mereka akan banyak menghadapi tantangan,” papar Kyai Ubaid.
Ia mengkhawatirkan tapak kakinya beda, “Andaikan sama tapak kakinya tapi melangkahnya beda. Ada yang ke kanan ke kiri, ada yang ke depan, ada yang ke belakang, bahkan akhirnya kejeglong tidak terasa. Terperosok tidak terasa. Sekarang banyak ajaran sesat tapi sulit dideteksi, kelihatannya sama padahal tidak,” pungkas KH Ubaidillah.
Era media sosial, menurut KH Ubaid membuat pilar kebangsaan terancam radikalisme. Ia meminta KH Munahar untuk berceramah, memberikan wawasan agar para santri tetap istiqomah dalam berdakwah.
KH Munahar mengingatkan tugas _muballigh-muballighoh_ tidak gampang dan tidak mudah.
Baca Juga : Hero Tito Disiplin dan Tekun Berlatih sejak Kecil, Datang ke Sasana Lari 4 Kilometer
“Saya sama dengan kalian, menimba ilmu dan ditempa dengan ilmu pengetahuan. Tak ada yang mudah dalam meraih cita-cita, tapi dengan kesungguhan keberhasilan itu bisa diraih,” paparnya.
Ia mengingatkan mubaligh itu pekerjaan yang mulia.
“Kita ini umat akhir zaman, juru dakwah itu profesi mulia karena berani mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran,” tegasnya.
KH Munahar mengingatkan, muballigh-muballighoh itu beragam pembawaannya.
“Ada yang suka berdakwah dengan humor, tapi ada juga yang juga tidak bisa tertawa,” ujarnya...