Serius Urusi Pendidikan, Bupati Banyuwangi tidak Ingin Ada Anak Putus Sekolah
Reporter
Nurhadi Joyo
Editor
A Yahya
28 - Feb - 2022, 11:35
JATIMTIMES – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meminta semua pihak turut berperan aktif mendukung program AKSARA (Akselerasi Sekolah Masyarakat). Salah satunya dengan menjadi keluarga asuh. Apabila menemukan anak putus sekolah atau warga yang pendidikannya SMP ke bawah supaya melaporkan ke desa/Satkorwildik. Atau membantu mendaftarkan ke PKBM atau Kelompok Belajar (Pokjar) terdekat.
“Ini adalah upaya kita untuk percepatan peningkatan HLS dan RLS, penanganan anak putus sekolah juga terus dilakukan dengan target sehingga tidak ada anak putus sekolah di Banyuwangi,” jelas Bupati Ipuk pada saat membuka Musrenbangcam Kabupaten Banyuwangi beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Cegah Perceraian Dini, LDII Banyuwangi Bekali Ratusan Generasi Muda Psikologi Hadapi Pernikahan
Menurut dia untuk bidang pendidikan, Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Banyuwangi tahun 2021 sebesar 13,1 tahun, artinya lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak Banyuwangi di masa mendatang adalah selama 13,1 tahun atau setara D2.
Kondisi tersebut meningkat 0,3 tahun dibanding Tahun 2020 sebesar 12,8 tahun. Harapan lama sekolah (HLS) terendah : Kecamatan Glagah, Kecamatan Tegaldlimo, Kecamatan Kabat, lanjut dia.
Sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Banyuwangi tahun 2021 sebesar 7,42 tahun, artinya rata-rata penduduk Banyuwangi yang berusia 25 tahun ke atas telah menempuh pendidikan setara kelas 8 SLTP. “ Kondisi ini meningkat 0,26 tahun dibanding Tahun 2020 sebesar 7,16 tahun. Rata - rata lama sekolah terendah : Kecamatan Kalipuro, Kecamatan Tegaldlimo, Kecamatan Kalibaru,” jelas Bupati Ipuk.
Lebih lanjut dia menuturkan beberapa kali melakukan sidak mengunjungi sekolah – sekolah menemukan fakta lingkungan sekolah, ruang UKS, perpustakaan dalam kondisi kotor, tidak terawat.
“Saya tidak mau ini terjadi lagi, para kepala sekolah, guru-guru lebih peduli lah pada lingkungan tempat beraktivitas. Ajarkan pada anakanak kita untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Para koordinator Satkorwildik, camat untuk sering-sering ke lapangan, monitoring sekolah-sekolah untuk memberikan evaluasi, jangan sampai muncul di media ada bangunan sekolah rusak atau ambruk yang tidak terdeksi,” pungkasnya.
Sementara Baca Selengkapnya