Diduga Cemari Lingkungan, Pembanguan Gudang di Tulungagung Ditolak Warga
Reporter
Muhamad Muhsin Sururi
Editor
Dede Nana
18 - Feb - 2022, 09:19
JATIMTIMES - Pembangunan gudang yang berada di Jl Ki Mangun Sarkoro Kelurahan Jepun, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung mendapat penolakan dari sejumlah warga setempat. Gudang yang rencananya digunakan untuk menyimpan dan aktivitas linting tembakau itu dinilai warga telah memberikan dampak pencemaran lingkungan. Di antaranya, polusi udara dari mesin tracktor dan bau tembakau menyengat yang masuk ke rumah warga.
Selain pencemaran udara, dampak dari aktivitas pembangunan yang sudah berjalan sekitar 2 bulan itu juga menyebabkan air menggenang dan masuk ke pemukiman warga di saat hujan deras.
Baca Juga : Beredar Desa/Kelurahan yang Akan Dilintasi Pembangunan Jalan Tol Tulungagung-Blitar-Kepanjen
Protes dari warga RT.003 RW.006 Lingkungan II Kelurahan Jepun itu dituangkan dalam surat pengaduan fungsi bangunan yang ditandatangi oleh 8 warga dengan diketahui Ketua RT dan dikirimkan ke Kelurahan setempat.
Salah satu warga yang keberatan Kiptijah mengatakan, aktivitas pembangunan gudang di samping rumahnya itu belum meminta izin atau persetujuan warga dan gudang itu tiba-tiba dibangun.
"Tidak ada (permintaan ijin warga), gudang itu langsung dibangun, disini kami keberatan," kata Kiptijah di rumahnya. Jum'at (18/2/2022).
Menurut Kiptijah, selama ini warga sekitar gudang belum pernah mengadu kepada siapapun, karena dirasa sudah parah baru kali ini dirinya bersama warga lain membuat aduan dengan mengirim surat ke kelurahan dan instansi terkait.
Diakuinya, bahwa beberapa waktu lalu pemilik gudang mendatangi rumahnya untuk meminta persetujuan pembangunan yang digunakan untuk aktivitas linting tembakau. Namun karena untuk aktivitas tembakau dirinya dan warga lainnya tidak menandatangani persetujuan itu.
"Yang keberatan ada 8 KK, dan pak RT sudah mengetahui dan menyetujui atas keberatan warga," ungkapnya.
Senada dengan Kiptijah, warga lain yang bernama Berta mengatakan, dampak dari aktivitas pembangunan gudang itu, rumahnya mengalami banjir sudah sekitar 4 kali.
Menurut Berta, banjir yang menimpa rumahnya itu disebabkan karena talang air rumahnya dijadikan satu dengan talang gudang dan pembuangan air dari talang tidak dibuatkan saluran pembuangan namun langsung dibuang ke halaman rumah warga...