Investasi Kian Beragam, Begini Saran dari Para Narasumber di Investment Outlook 2022
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
21 - Jan - 2022, 02:30
JATIMTIMES - Pandemi Covid 19 mendorong perubahan pola perilaku dan cara berinvestasi sebagian besar orang. Hal ini ditopang pula dengan kemunculan beragam jenis investasi berbasis online yang semakin memudahkan orang untuk mendapatkan keuntungan di mana pun dan kapan pun hanya dengan bemodalkan ponsel pintar.
Melihat fenomena ini, 4 instansi, yakni Universitas Brawijaya, PT BPF Malang, PT Bursa Berjangka Jakarta dan PT Kliring Berjangka (Persero) bekerjasama menghelat Investment Outlook 2022 dengan tema "Pilihan Cerdas Investasi di Era New Normal".
Baca Juga : Di Pasar Tradisional, Minyak Goreng Belum Rp 14 Ribu
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Fajar Wibhiyadi mengatakan, saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai peluang investasi yang cukup menjanjikan dengan transaksi yang semakin mudah dan cepat.
Namun demikian, masyarakat juga harus menjadi investor yang cerdas dengan memilih perusahaan investasi yang legal dan terdaftar di badan pengawas pemerintah.
Khusus di pialang berjangka maka harus diperhatikan dulu apakah pialang tersebut terdaftar atau tidak di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi.
Selanjutnya ialah pelajari risiko. Setiap investasi memiliki risikonya sendiri. Semakin tinggi tingkat return yang dihasilkan maka semakin tinggi pula risikonya.
"Jangan pernah tergiur dengan tawaran fixed income," tandasnya.
Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang menjelaskan, akibat Covid-19 melanda telah terjadi perubahan radikal dalam kehidupan dan perputaran ekonomi sehingga dibutuhkan fleksibilitas dalam segala hal.
Di tahun 2022, Pemerintah Republik Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,8 persen -5,9 persen. Tingkat optimisme ini karena terjadi super cylce commodity.
Sejak akhir 2021, sejumlah harga komoditi mengalami lonjakan harga seperti CPO, Kopi, Kakao dan komoditi lainnya. Hal ini berimbas positif terhadap return pada kontrak komoditi di pasar bursa berjangka.
Disisi lain, Ekonom Universitas Brawijaya, Wildan Syafitri mengatakan bahwa faktor kenaikkan harga komoditas saat ini disebabkan oleh suply chain yang mengalami penurunan. Dengan tren peningkatan harga tersebut mendorong terjadinya volatilitas yang membuat nilai perdagangan kontrak berjangka komoditi semakin menarik di bursa berjangka...