Perjuangkan Pintu Umroh Terbuka, Pemerintah Sinkronisasi Aplikasi dan Koordinasi dengan Arab Saudi
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Dede Nana
22 - Oct - 2021, 03:08
JATIMTIMES - Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya diplomatik dengan Pemerintah Arab Saudi. Hal ini sebagai ikhtiar agar jemaah Indonesia kembali dapat menjalankan ibadah umroh ke Tanah Suci. Seluruh koordinasi dilakukan untuk kelancaran pelaksanaan ibadah umroh, jika kelak pintu masuk bagi jemaah Indonesia dibuka. Salah satunya adalah dengan upaya sinkronisasi aplikasi peduli lindungi dengan aplikasi pemerintah Arab Saudi.
Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, meminta masyarakat untuk bersabar menunggu. Beberapa hal teknis intens dibahas kedua negara dan membutuhkan kesepakatan bersama. Pemerintah pun telah menerima surat pemberitahuan bahwa Arab Saudi mulai mempertimbangkan pembukaan kembali pintu ibadah umroh bagi jemaah asal Indonesia.
Baca Juga : Tingkatkan SDM, Pemkab Pamekasan Teken MoU dengan Kominfo RI
Salah satu hal teknis tersebut adalah upaya sinkronisasi aplikasi PeduliLindungi dengan aplikasi serupa yang dimiliki Pemerintah Arab Saudi, yakni Tawakkalna. Tujuannya, agar status kesehatan khususnya sertifikat vaksinasi jemaah Indonesia dapat dibaca atau dipastikan saat melakukan ibadah di sana. Saat ini, upaya tersebut masih dalam tahap proses.
“Tanpa status kesehatan dan sertifikat vaksin, tidak bisa melaksanakan ibadah umroh,” tegas Eko.
Terkait vaksin, menurut Eko, terdapat 4 jenis vaksin yang dipakai di Arab Saudi, yakni Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson&Johnson. Bagi jamaah asing yang memakai 4 vaksin tersebut, maka bisa menjalankan ibadah umroh. Sedangkan jemaah yang mendapatkan vaksin jenis lain, misalnya Sinovac dan Sinopharm, harus memperoleh minimal 1 kali vaksin booster dari 4 merek yang dipakai di Arab Saudi.
Ditegaskannya, sebelum terdapat aturan jelas mengenai teknis umrah maupun haji, termasuk juga terkait teknis kebijakan vaksin dan booster, masyarakat diimbau untuk menunggu dan tidak memaksakan diri berangkat ibadah umroh, misalnya dengan menggunakan visa kunjungan.
“Nanti bisa terlunta-lunta, tidak bisa menjalankan ibadah umroh di sini. Beda dengan sebelum Covid. Sekarang harus dengan ketentuan yang berlaku, e-Visa juga harus diurus,” katanya...