Bertemu Wapres RI, Bupati Lamongan Ungkap 3 Strategi Pengentasan Kemiskinan
Reporter
M. Nur Ali Zulfikar
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
01 - Oct - 2021, 12:14
JATIMTIMES -Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama dengan 4 pemimpin kabupaten di Jawa Timur yang dijadikan sebagai wilayah prioritas penanggulangan kemiskinan ekstrem mendampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan langsung Wapres di Surabaya, Kamis (30/9/2021).
Kunjungan kerja ini dimaksudkan untuk memastikan pencapaian sasaran prioritas pemerintah dalam menghilangkan kemiskinan ekstrem pada tahun 2024.
Baca Juga : Kapolres dan Bupati Sampang Resmikan Gedung Baru Mapolsek Pangarengan
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Yuhronur Efendi, memaparkan 3 strategi pengentasan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lamongan melalui program yang diyakini mampu menurunkan beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan meminimalkan wilayah kantong kemiskinan.
Pria yang akrab disapa Yes ini mengatakan, Kabupaten Lamongan telah menetapkan lima kecamatan sebagai pilot project percepatan penanganan kemiskinan di tahun 2021, sesuai petunjuk dari pemerintah pusat. Dari lima kecamatan tersebut diambil lima desa prioritas berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Indeks Desa Membangun (IDM) dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
“Sesuai petunjuk pemerintah pusat, Kabupaten Lamongan telah menetapkan 5 kecamatan lokasi prioritas penanganan kemiskinan ekstrem. Kecamatan yang masuk dalam lokasi prioritas ini adalah Kecamatan Babat, Kedungpring, Sugio, Sambeng, dan Modo. Pemilihan 5 lokasi prioritas ini berdasarkan DTKS dan IDM tertinggi sesuai ketentuan dari TNP2K,” ungkap Sekretaris Daerah Lamongan 2011 - 2021.
Program unggulan yang telah disiapkan, ujar Yes, home care service, program tersebut untuk penanganan kemiskinan ekstrem di Lamongan yang diyakini mampu menurunkan beban pengeluaran.
Melalui program home care service ini, keluarga yang rawan atau rentan memiliki resiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan akan didata dan diinventaris untuk nantinya dipenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri, ditingkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, dan meningkatkan kualitas.
Baca Juga : Baca Selengkapnya