Tak Punya Modal Pulang ke Papua, Kakek Disabilitas ini Menunggu Uluran Mensos Risma
Reporter
Teguh Eko Januari
Editor
Pipit Anggraeni
15 - Sep - 2021, 11:17
JATIMTIMES – Seorang lelaki tua terlihat termenung dan duduk kelelahan di sebuah sudut Polres Lumajang. Beberapa kali dia melempar senyum kepada orang yang lewat sembari menawarkan koran yang ia pegang.
Lelaki itu terlihat lelah, tapi juga dengan sudut wajah semangat mengais rezeki. Wartawan JatimTIMES yang saat itu sedang berada tak jauh di tempat lelaki tua itu pun berkesempatan berbincang bersama.
Baca Juga : Lewat Master Maba 2021, Unisma Ingin Wujudkan Mahasiswa Berkarakter Unggul
Saat berkenalan, lelaki itu bernama Iskandar Rumbia. Dia lahir di Kabupaten Manokwari, Papua dan kini tinggal di Desa Wonokerto, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bersama sang istri. Sedangkan ke tiga buah hatinya telah berada di Papua dan tinggal di Papua.
Dibalik tumpukan koran yang ia bawa, terlihat lelaki berusia 70 tahun itu memiliki keterbatasan. Dia merupakan penyandang disabilitas, di mana tangan kanannya tidak berfungsi.
Di awal perbincangan, Iskandar menyampaikan jika dia terus semangat mengais rezeki di tengah pandemi. Meski pada dasarnya penghasilan yang ia dapat masih jauh dari yang diperoleh sebelum pandemi. Jika dulu omset yang didapatkan bisa mencapai Rp 300 ribu dalam setengah hari, maka jauh berbeda dengan kondisi saat ini.
“Tidak hanya berkurang tetapi lebih cocok dikatakan habis. Dapat Rp 70 ribu saja susah,” keluhnya.
Namun, di sisi lelahnya itu, dia kembali mengingat betapa peluhnya telah menghasilkan kebanggaan. Karena ke tiga anaknya kini sudah berhasil menjadi sosok yang membanggakan. Ketiga anaknya sudah berkeluarga dan bekerja di instansi TNI/Polri. Ketiganya sudah ada di Papua.
"Anak saya tiga, yang ragil perempuan sekarang ada di Bali, sekarang disini saya bersama istri saya yang bernama Sugiarti," ungkapnya.
Dengan kondisi yang semakin sulit saat pandemi, Iskandar berharap bisa kembali ke Papua. Namun dia mengaku tak mau merepoti buah hatinya. Mengingat kondisinya saat ini yang memang serba sulit lantaran pandemi covid-19.
Dia pun bercerita jika keinginannya untuk pulang ke tanah kelahirannya telah ia sampaikan ke pemerintah melalui Dinas Sosial Lumajang. Dia berharap ada bantuan akomodasi menuju tanah kelahirannya. Bahkan, beberapa berkas telah ia sampaikan untuk bisa mendapatkan bantuan tersebut...