Genduri Takir Plonthang dan Larangan di Bulan Suro di Tulungagung
Reporter
Anang Basso
Editor
Dede Nana
11 - Aug - 2021, 06:58
TULUNGAGUNGTIMES - Genduri takir plonthang di bulan Suro sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa, termasuk di Kabupaten Tulungagung. Seperti yang terjadi di banyak tempat, umumnya di tengah jalan genduri takir plonthang di Kabupaten Tulungagung mulai dilaksanakan pada Senin malam dan Selasa malam Rabu, (09-10 Agustus 2021).
Salah satu kegiatan yang terjadi adalah di pantai Sine Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir ini, sejumlah nelayan dan masyarakat menggelar kenduri keselamatan.
Baca Juga : Tahun Ini, PNS Sekdes di Tulungagung Harus Ditarik Tanpa Syarat dari Pemdes
"Masyarakat baik transat dan nelayan melaksanakan ritual Suroan bersama," kata Nur Hasim, pengamat budaya dan aktivis sosial Tulungagung Explorer, Rabu (11/8/2021).
Mereka kompak melaksanakan genduri di jalan. Bedanya jika di banyak tempat dilaksanakan pada malam setelah magrib, di Sine dilaksanakan saat suasana masih terang atau sore.
Nur Hasyim mengungkapkan, seperti lazimnya tradisi selamatan untuk bulan suro acara genduri juga memanjatkan doa kepada Tuhan agar dijauhkan dari mara bahaya.
"Doa tolak bala dan meminta keselamatan dan masyarakat diberikan kesejahteraan hidup selama setahun kedepan," ujarnya.
Sebagai aktivis sosial dan budaya, Nur Hasyim juga mendapat undangan dari berbagai tempat untuk ikut serta dan menyaksikan upacara tahunan tiap bulan Suro ini di berbagai tempat.
Seperti diketahui, Suro merupakan bulan sakral bagi masyarakat di Jawa. Bahkan, saking sakralnya, ada banyak pantangan yang tidak boleh dilakukan di bulan ini. Bulan yang dalam Islam disebut Muharram ini sering diisi dengan kegiatan perayaan keagamaan dan selalu semarak di tiap tahun.
Beberapa pantangan ini masih berlaku dan banyak dipatuhi di Tulungagung,
Baca Juga : Baca Selengkapnya