Kisah dan Seni Berbalas Surat ; Dulu Tren di Tulungagung, Kini Tinggal Kenangan
Reporter
Anang Basso
Editor
Yunan Helmy
31 - Jul - 2021, 03:03
TULUNGAGUNGTIMES - Cara komunikasi antar-manusia mengalami perkembangan yang bertahap. Dimulai dari surat-menyurat, telegram, telepon, radio hingga telepon pintar atau ponsel di masa kini.
Di Tulungagung misalnya, surat-menyurat merupakan komunikasi yang sempat digunakan masyarakat pada umumnya. "Sering dapat surat dari keluarga di rumah. Bahkan sebagian masih saya simpan," kata Zaenal (50), warga Tulungagung yang pernah merantau lama di Malaysia.
Baca Juga : Produk Baru Granit Motif Kayu Eleganza Hadir di Graha Bangunan, Cocok untuk Segala Jenis Hunian
Zaenal cukup ingat bahwa tahun 90 hingga 2000-an, surat-menyurat ini sangat tren. Bahkan, ia sempat hobi koleksi perangko atau filateli dan memiliki koleksi dari berbagai belahan dunia. "Sayang koleksi saya itu hancur saat pindahan rumah," ujarnya.
Diceritakan Zaenal, surat-menyurat dengan tujuan komunikasi dan menanyakan kabar dikirimkan melalui pos. Bahkan, di zaman itu, ia mengingat di beberapa titik jalan selalu ada kotak pos. Dan jika ingin berkirim surat, tinggal masukkan suray dengan ditempel perangko ke kotak pos.
"Ada petugas datang tiap berapa hari sekali. Jadi, andai kirim sekarang, bisa seminggu sampai baru sampai tujuan," ucapnya.
Selain surat dari keluarga, Zaenal menceritakan kisahnya berkirim surat cinta kepada pacar yang kini menjadi istrinya. "Kalau ini tidak menggunakan pos, tapi titip teman sekolah. Istri saya kan adik kelas tiga tahun. Jadi, saya SMA, dia masih SMP," ungkapnya.
Membaca pesan seperti SMS, WhatsApp dan lainnya seperti sekarang diakui Zaenal lebih simpel dan cepat. Namun, tidak ada yang membuat hati semakin penasaran dan bahagia serta memperhatikan seperti zaman berkomunikasi menggunakan surat.
Baca Juga : Tak Dapat Kejelasan Bergulirnya Liga, Pesepak Bola Tanah Air Surati Presiden Jokowi
"Sudah tertutup, berharap balasan begitu lama, dan begitu dibuka dan dibacakan, senyum yang sangat indah atau tangis yang sedih," katanya...