Luhut Sentil SBY agar Tiru Habibie, Ini Respons Demokrat
28 - Jul - 2021, 05:24
INDONESIATIMES - Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyampaikan pesan kepada mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pesan tersebut berkaitan dengan cara mengkritik dan disampaikan Luhut dalam acara Kick Andy Double Check pada Minggu (25/7/2021) lalu.
Diketahui, Luhut menjadi narasumber dalam acara tersebut. Di awal sesi, Luhut terdengar menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan.
Baca Juga : Dewan Dorong Pemkot Malang Siapkan Safe House di Tiap Kelurahan untuk Pasien Covid-19
Kemudian, di tengah tanya-jawab, Luhut tiba-tiba ditanya soal pesan SBY beberapa tahun lalu kepadanya terkait jangan main ancam-mengancam. Saat itu, Andy mempertanyakan apakah Luhut sosok yang temperamental.
Mendengar pertanyaan itu, Luhut pun membantah. "Nggak temperamental, memang gayanya orang Batak gitu," kata Luhut seperti dikutip dari YouTube Kick Andy Show.
Ia lantas ditanya lagi tanggapannya soal anggapan menggunakan ancaman dalam pernyataan-pernyataannya. Luhut mengaku tak terganggu oleh anggapan itu sembari menceritakan sikapnya kepada anak buahnya.
"Saya nggak ada merasa aneh itu. Silakan saya yang ngomong begitu, nggak ada urusan saya. Saya pikir anak buah saya itu senang-senang saja, kok. Apa ada mereka itu nyapa anak buahnya, care sama anak buahnya yang sakit, kan nggak juga. Mungkin jauh, bukan saya mau bilang saya lebih hebat, saya care sama orang banyak. Saya punya foundation yang saya buat 20 tahun lalu sebelum saya jadi apa-apa," kata Luhut.
Andy juga mengungkit status SBY yang merupakan junior Luhut saat di militer. Luhut lalu ditanya soal etika junior mengkritik senior. Ia mengaku menghormati sikap SBY karena status sebagai presiden ke-6 RI.
"Saya nggak keberatan. Saya bilang sama Pak Bambang, ya oke-oke aja lah, hak-hak beliaulah. Tapi semua hanya titip saja pada pemimpin-pemimpin yang sudah selesai eranya, lebih bagus seperti Pak Habibie-lah, semua duduk manis, datang sekali mengkritik," ujar Luhut.
"Nggak perlulah kita merasa bahwa yang berkuasa sekarang ini di bawah kita. Mungkin saja Bapak A, Bapak B itu lebih pintar...