Prototipe Rumah Tahan Gempa Karya Mahasiswa Malang, Begini Cara Kerjanya!
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Pipit Anggraeni
25 - May - 2021, 12:09
MALANGTIMES - Inovasi mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini nampaknya bisa menjadi solusi untuk rumah yang aman saat terjadi peristiwa gempa. Dalam inovasi yang dibuat, enam mahasiswa ITN yang terbagi dalam dua tim ini membuat prototipe rumah dengan struktur tahan gempa.
Felix Christoper S dari tim Exo, menjelaskan, jika konsep dari rumah tersebut menggunakan material kayu balsa. Desain prototipe tersebut dibuat dengan skala kecil berbentuk maket dengan menggunakan tiga jenis bracing sehingga lebih.
Baca Juga : Angkat Sosok Pembuat Batik Karangploso, Mahasiswa UMM Juarai Lomba Ideation Nasional
"Dilapangan biasanya hanya satu, tapi disini tiga bracing. Bracing ini pengaku yang memberikan stabilitas kekuatan dari bangunan tetap stabil ketika diberi beban," terang mahasiswa semester akhir jurusan Teknik Sipil ini.
Penggunaan kayu sendiri, dalam prototipe pembuatan struktur rumah tahan gempa menurutnya memang dirasa lebih efektif. Sebab daya tahan getaran yang bisa terima kayu lebih baik dibandingkan beton ataupun baja.
"Dalam perancangan kita juga menggunakan program teknik sipil seperti Sub 2000, kemudian program E Tabs, dan ada juga starpro. Setelah dari program bantu kita analisa aman, langsung kita aplikasikan ke bangunan maket dan kemudian di uji tingkat ketahanan akan getaran gempa," bebernya.
Bahan kayu Balsa ini memang lebih efektif jika diterapkan dalam bentuk bangunan asli. Dari segi biaya, menurutnya juga akan lebih efisien lantaran tidak banyak menggunakan material tambahan lainnya.
Sementara itu, Rexi Bara, dari tim Spectra menjelaskan, jika dalam maket yang ia buat bersama tim menggunakan metode Strong Coloumn Weak Beam (SCWB). Pada sistem ini, sistem rangka pemikul momen khusus. Pada sistem ini, kolom-kolom direncanakan lebih kuat dari pada baloknya dan sendi plastis direncanakan berada pada balok.
"Kemudian kami juga mengunakan struktur di bawah itu berat semakin ke atas semakin ringan. Dan ternyata itu berhasil, sebelumnya kami tidak pernah sampai tahap 4 untuk pengujian," jelasnya...