Kisah Pilu Pasangan Suami Istri Mandi di Air Kotor, 2 Anak Harus Putus Sekolah
Reporter
Desi Kris
Editor
Yunan Helmy
18 - May - 2021, 07:50
INDONESIATIMES - JatimTIMES Network tetap aktif menjalankan program Ngedum Ojir pada bulan Ramadan kemarin. Terlebih masih dalam situasi pandemi covid-19.
Kisah memprihatinkan sekaligus menggugah hati di episode Ngedum Ojir Ramadan kali ini datang dari pasangan suami istri Durahim dan Siti Nurhasanah.
Baca Juga : Usai Jalani Terapi selama 1,5 Bulan Anak Ini Bisa Panggil Mama dan Papa
Direktur JatimTIMES Network Lazuardi Firdaus didampingi dua aktivis dari BMH(Baitul Maal Hidayatullah) Malang, yakni Ustaz Luqman dan Ustaz Ruwiyanto, menyambangi rumah pasangan suami istri itu di Dusun Gebyak, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Menuju rumah Durahim, tim Ngodir Ojir berjalan kaki sekitar 200 meter lebih. Mereka melewati area pemakaman.
Selain itu, akses menuju rumah itu melewati kebun-kebun dan jalanan kecil. Hingga akhirnya Firdauz dan tim tiba di rumah Durahim yang terlihat hanya sepetak.
Rumah itu terbuat dari papan seng, kayu-kayu, dan sebagian ditutupi kain. Yang lebih menyedihkannya lagi, rumah itu berada di tengah-tengah sawah yang jauh dari tetangga.
Terlihat kondisi rumah yang kotor dan kecil. Sampai di rumah, tim Ngedum Ojir bertemu dengan Siti.
Siti menceritakan bahwa dia dan keluarganya baru sembilan bulan menempati rumah tersebut. Rumah itu pun juga dibangun di sawah milik juragan sang suami.
"Dulu ngontrak beda RT tapi nggak ada kamar mandinya. Terus juragan suami bilang wes daripada ngontrak, mending bikin rumah di sini itu pak," ungkap Siti.
Durahim sehari-hari bekerja sebagai tukang canggul. Ia menerima bayaran Rp 200 ribu dalam seminggu. Uang tersebut digunakan untuk menghidupi istri dan tiga anaknya.
Yang lebih memprihatinkan, Durahim menceritakan anak pertamanya putus sekolah karena tak memiliki biaya.
Siti juga menceritakan dia dan suami pernah ditipu untuk mendapatkan pekerjaan di Bali. Namun, setibanya di Bali, mereka justru terlantar dan tidak ada pekerjaan.
Hingga akhirnya, Durahim dan keluarga nekat pulang. Setibanya di Pasuruan, ia diberi bantuan oleh seorang kiai di Pasuruan untuk bisa kembali ke Malang.
Baca Juga : Baca Selengkapnya