Kisah Perjuangan Budi, Seorang Pengamen di Kota Madiun Ini Bikin Merinding
Reporter
Muhammad Nasir
Editor
A Yahya
11 - Apr - 2021, 02:40
MADIUNTIMES - KIsah perjuangan seorang pengamen di Kota Madiun ini bikin merinding. Bagaimana tidak, di balik genjrang-genjreng gitarnya, tersimpan tujuan yang mulia, membahagiakan ibunya. Budi Wahyudi, nama pengamen jalanan ini, punya keinginan kuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ibunya, serta memperbaiki rumah tinggal ibunya.
Budi, 27 tahun, warga RT 34 RW 09 Kelurahan Manisrejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun ini mengaku sudah lama mengamen. Bahkan, kegiatan itu sudah dilakoni sejak masih kecil. Dia terpaksa mengamen dari rumah ke rumah, atau terkadang di lampu merah Kota Madiun ini karena dipaksa keadaan. Sejak masih kecil, dia sudah yatim.
Baca Juga : Bangkit Nafsu Setelah Lihat Pertunjukan Sinden, Pria di Blitar Setubuhi Anak Kandung
“Ayah meninggal sejak saya baru lahir sehingga terpaksa mengamen sejak dulu. Alhamdulillah pendapatan saya lumayan hari ini walau tidak sampai Rp 100 ribu. Mau dapat Rp 70 ribu saja, saya harus ’empot-empotan’, efek pandemi Mas,” kata Budi kepada MadiunTIMES di pos kampling Sukosari Madiun, Sabtu, 10/April/2021.
Budi mengaku mengamen untuk membantu menambah kebutuhan sehari-hari ibunya. Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Budi menceritakan kepada MadiunTIMES masa-masa susahnya sejak kecil untuk bisa sekolah hingga akhirnya Ia bisa lulus SMA. Budi sangat ingin bisa membahagiakan ibunya, sebisanya.
"Saya sudah terbiasa hidup susah Mas, sejak lahir ayah meninggal. Saya di asuh ibu. Sekarang ibu sudah tua dan saya ingin membahagiakan beliau. Masa pandemi ini ngamen agak sepi tapi lumayan bisa buat beli beras dan lauk. Nanti siang saya bekerja di Lawu plaza sebagai pramuniaga kontrak. Lumayan lah Mas ngamen buat-bantu ibu dan bekerja untuk persiapan masa depan," ungkapnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya