Tutor Kampung Inggris Ajak Anak-Anak Belajar Bahasa Bernuansa Alam
Reporter
Eko Arif Setiono
Editor
Yunan Helmy
05 - Apr - 2021, 05:42
KEDIRITIMES - Kegiatan belajar mengajar di ruang kelas sekolah kadang membuat jenuh siswa. Di sisi lain, belajar online atau daring pada masa pandemi ini, anak-anak juga kadang bosan. Sehingga tidak jarang mereka justru lebih sering memainkan game online dibandingkan belajar.
Berbeda dengan yang dilakukan beberapa tutor dari Kampung Inggris Pare, Kediri. Mereka merelakan waktunya untuk turun gunung ke desa-desa. Para tutor tersebut mendirikan sekolah-sekolah alternatif bagi anak-anak.
Baca Juga : Manuver Kubu Moeldoko Dorong AHY Maju Pilkada DKI Dianggap Angin Lalu
Salah satu tutor senior Kampung Inggris Pare, Mr Ari Hakim, menginisiasi gerakan ini. Menurut dia, gerakan ini bermula dari kegelisahan untuk mendidik anak-anak bisa berbahasa Inggris. Sebab, orang-orang dari berbagai daerah datang ke Kampung Inggris Pare untuk belajar bahasa, tapi sementara anak-anak di Kediri dan sekitarnya justru tidak mendapatkannya.
"Saya pengen menularkan kemampuan berbahasa Inggris ini kepada anak-anak di Kediri. Pare sebagai sentrum kampung bahasa, kenapa justru di sekelilingnya tidak tersentuh. Kan selama ini yang datang ke Kampung Inggris kebanyak orang dari luar Kediri," ungkap Ari, Senin (05/04/21).
Ari mengatakan keinginannya untuk jemput bola bergerak di desa-desa. Keinginannya membuat gerakan ini karena menularkan kemanfaatan Kampung Inggris untuk lingkungan di sekitarnya. Sebab, selama ini pusat pembelajaran bahasa Inggris hanya tersentral di Pare.
"Kebanyakan anak-anak ini tidak punya biaya untuk kursus bahasa di Kampung Inggris Pare. Makanya gerakan ini untuk memfasilitasi mereka agar bisa belajar bahasa tanpa biaya yang mahal," lanjutnya.
Mantan ketua Forum Kampung Bahasa (FKB) Pare tersebut juga berharap gerakan pembelajaran di desa-desa ini bisa berkembang secara luas dan bermanfaat untuk lingkungan. Yang terpenting bagi Ari, selain mahir berbahasa Inggris, siswa juga memiliki wawasan kebangsaan dan peduli lingkungan.
Sejauh ini, kursus bahasa yang berbasis di desa-desa ini tercatat lebih dari sebelas lembaga kursus dan terus berjalan. Polanya sama dan tersebar di berbagai desa. Misalnya di Desa Ploso Lor, Desa Kawedusan, Kampung Tebu, Kampung Salak, Desa Pojokrejo Jombang, dan yang baru berdiri 4 minggu adalah di Lebak Tumpang, Kota Kediri ini...