Tolak Perluasan Tambang Fosfat, Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi di DPRD Sumenep

06 - Mar - 2021, 01:20

Sejumlah aktivis GMNI cabang Sumenep sewaktu menggelar aksi demo tolak penambangan fosfat di depan gedung DPRD setempat (Foto: Syaiful Ramadhani/SumenepTIMES)


SUMENEPTIMES - Sejumlah mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Sumenep, menggelar aksi demo di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Jumat (05/03/2021).

Mereka menuntut DPRD Sumenep membatalkan rencana perubahan Perda No. 12 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dari tahun 2013-2033. Bukan hanya itu, mereka juga menolak rencana Pemkab Sumenep untuk melakukan pertambangan fosfat.

Baca Juga : Kerjasama Dengan BUMN, Kampus ITN Bakal Miliki PLTS Pertama di Jawa

Korlap aksi Rismal Abdilah mengatakan, jika Pemkab Sumenep tetap getol terhadap rencana penambangan fosfat tersebut, maka lambat laun penambangan itu akan merusak lingkungan di Kota Keris.

"Jika penambangan fosfat tetap dilanjutkan, maka Sumenep akan hancur. Bahkan, dampaknya bisa mengakibatkan terjadinya bencana alam seperti longsor dan banjir pasti akan terjadi," kata Rismal.

Dari data yang dibeberkan mahasiswa, di Kabupaten Sumenep saat ini memiliki sekitar 827.500 m³ zona karst atau kawasan batu gamping yang menjadi pusat batuan fosfat.

Lebih lanjut Rismal menyebutkan, untuk kawasan lindung karst yang berada di Sumenep tersebar di beberapa titik, yakni di Kecamatan Batuputih, Ganding, Guluk-guluk, Manding, Gapura, Lenteng, Bluto, dan Arjasa.

"Parahnya lagi, Pemkab Sumenep berencana menambah titik untuk penambangan fosfat menjadi 18 lokasi, dengan mengubah Perda No. 12 tahun 2013 RTRW dari tahun 2013-2033. Jika hal tersebut dibiarkan, pasti akan berdampak pada kerusakan lingkungan," tegasnya.

Ia mencontohkan, dampaknya seperti kekeringan, kerusakan lingkungan hijau, kerusakan lahan pertanian, serta lubang-lubang besar pada tanah yang disebabkan galian alat berat tersebut, gempa bumi, dan, kurangnya cadangan air tawar.

Sementara mengacu pada data Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Jawa Timur cadangan air sudah kurang dari 20 persen.

"Untuk itu, kami meminta DPRD Sumenep pertimbangkan soal dampak negatif dari pertambangan fosfat tersebut. Sebab kami tidak ingin Sumenep bernasib seperti wilayah yang menjadi bekas pertambangan pada beberapa provinsi di Indonesia," harapnya.

Baca Juga : Baca Selengkapnya


Topik

Lingkungan, ,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette