Pascasarjana UIN Malang Gelar Kuliah Umum Perdana, Kupas Riset Ketaatan Beragama
25 - Feb - 2021, 05:56
JATIMTIMES - Mahasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) memiliki religiusitas (ketaatan beragama) yang tinggi. Hal itu terkuak dalam kuliah umum Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang perdana yang mengangkat tema Mengukur Religiusitas Masyarakat Majemuk dan Relevansinya pada PTKI di Indonesia, Rabu (24/2/2021).
Kesimpulan itu diutarakan Direktur Pascasarjana UIN Maliki Malang, Prof Dr Hj Umi Sumbulah MAg merujuk pada hasil riset mengukur religiusitas yang dilakukan oleh Profesor Bambang Suryadi PhD, guru besar psikologi pendidikan dan konseling di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baca Juga : LSP Unikama Beri Amunisi Tambahan Mahasiswa lewat Uji Sertifikasi Kompetensi
"Karena selama ini soal ketaatan, kepercayaan, kesadaran beragama, dan sabar. Juga soal keagamaan, diasumsikan sulit diukur. Beliau (Prof Bambang Suryadi, Rred) telah melakuan riset. Hasilnya, religiusitas bisa diimplementasikan di Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)," ungkap Prof Umi kepada JatimTimes di sela-sela aktivitasnya.
Prof Umi mengungkapkan bahwa Ilmu tentang pengukuran religiusitas belum banyak dilakukan oleh ilmuwan muslim. Sebab, selama ini ada asumsi bahwa religiusitas tidak bisa diukur secara kuantitatif. Namun, hanya bisa dikualifikasikan secara deskripsi. Tetapi, Prof Bambang ini melakukan pengukuran mulai dari seperti apa konsepnya kemudian pengukurannya dan implementasinya.
Dan, didapatkan bahwa mahasiswa PTKI punya religiusitas tinggi. Dari sisi gender misalnya, berdasarkan hasil penelitiannya, perempuan punya religiusitas lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan dinilai lebih taat, segi kesalehan, dan toleransi. Serta memiliki sifat kedermawanan terhadap temannya.
Makanya, lanjut Umi bahwa ilmu hasil penelitian itu, bisa diimplementasikan di perguruan tinggi Islam untuk menopang kuat bagi terciptanya keberagamaan yang moderat. Betapa pun sebagai masyarakat majemuk, heterogen dalam beragama, madhab, teologi, dan beragam organisasi.