Tak Lagi Dipakai, Daun Jati Pernah Tren Jadi Bungkus Nasi Berkat di Tulungagung

Genarasi kini banyak yang tidak tahu jika daun pohon jati pernah tren menjadi bungkus nasi di Tulungagung. Namun, bagi warga yang usianya di atas 40 tahun, bungkus nasi dari daun jati ini sangat dikeknal. Bahkan tidak sedikit yang kangen dengan masa-masa nasi berkat bungkus daun jati ini. "Dulu jika ibu pulang buwuh, pulang selalu membawa nasi dibungkus daun jati," kata Suwarni (47) warga di Kalidawir.

Bagi pria yang akrab dipanggil War ini, rasa nasi yang dibungkus daun yang permukaanya kasar seperti ampelas ini justru terasa gurih dan tidak becek (lemes).

Baca Juga : Gulali Asem Pak Modin, Jajanan Lumajang yang Tembus Hongkong

"Itu menjadi ciri khas, apalagi daun jati yang setengah kering dan nasi dibungkus sekalian lauknya, coba saja bagaimana enaknya," ujarnya, Kamis (24/12/2020).

Biasanya, jika nasi dibungkus daun jati ini diberi lauk goreng-gorengan seperti tahu, kentang atau mie goreng. "Jika diberi lauk lodeh yang enak ya lodeh tewel (nangka) dengan kuah kenthal seperti gudeg," jelasnya.

Kini, kebiasaan membungkus nasi dengan daun jati di Tulungagung sudah jarang dijumpai. Namun, bagi para orang jadul kebiasaan ini tetap digunakan meski hanya sebatas kebiasaan di rumah tangganya sendiri.

Baca Juga : Aliefia Wine Coffee, Kopi Fermentasi Khas Lumajang

Di zaman sekarang, daun jati telah diganti dengan ember, styrofoam, nampan plastik dan jika dibungkus juga telah beralih ke kertas...

Baca Selengkapnya