Mak Rini Banyak Membaca, Rijanto-Marhaenis Unggul Debat Publik Putaran Kedua
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
17 - Nov - 2020, 09:07
Debat publik putaran kedua pasangan calon (paslon) Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Blitar 2020 diselenggarakan KPU Kabupaten Blitar pada Senin (16/11/2020) malam.
Debat publik yang mempertemukan kembali paslon nomor urut 01 Rijanto-Marhaenis dengan paslon nomor urut 02 Rini-Rachmad dengan tema lingkungan dan kesehatan tersebut lagi-lagi berjalan tidak berimbang.
Baca Juga : Naik Ferrari Bersama Rakyat, Hendy: Bukan untuk Kemewahan tapi Simbol Optimis
Paslon petahana Rijanto-Marhaenis tampil lebih percaya diri dan elegan dengan program-program yang dibutuhkan masyarakat. Sementara, rivalnya, Rini Syarifah (Mak Rini)-H Rachmad Santoso (Makdhe Rachmad), tampak masih demam panggung dan kurang menguasai materi dalam menjawab pertanyaan dari paslon petahana.
Kejadian ini sempat digarisbawahi oleh Rijanto-Marhaenis. Dalam sesi debat terbuka atau sesi kedua paslon saling melontarkan pertanyaan dan sanggahan, Rijanto-Marhaenis mengkritisi bahwa pasangan nomor urut 02 Rini-Rachmad kurang cermat dalam menjawab pertanyaan.
Hal itu misalnya mengacu saat ditanya oleh calon bupati nomor urut 01 Rijanto soal universal health coverage (UHC) bagi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “Untuk UHC, apa yang Ibu lakukan untuk mencapainya?” tanya Rijanto.
Calon bupati nomor urut 02 yang akrab disapa Mak Rini tersebut justru menjawab dengan membahas pembangunan berkelanjutan guna mengatasi pencemaran lingkungan. "Menurut data BPS tahun 2018-2019, Kabupaten Blitar adalah salah satu daerah dengan tingkat pencemaran lingkungan yang cukup tinggi. Untuk pencemaran udara, ada 71 desa yang terdampak, hampir menyerupai daerah industri seperti Sidoarjo dan Gresik," jawab Mak Rini.
Jawaban tersebut langsung disanggah oleh Rijanto-Marhaenis. "Tampaknya jauh dari yang saya harapkan. UHC tentunya adalah upaya-upaya kita dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk fasilitasnya. Termasuk pembangunan puskesmas. Kabupaten Blitar dari 24 puskesmas. Sebanyak 8 sudah terakreditasi puskesmas utama dan 16 puskesmas madya. Kemudian kami juga membangun rumah sakit di Srengat sekaligus melengkapi fasilitas Rumah Sakit Mardi Waluyo. Kemudian untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang berbelit-belit akan kami ubah menjadi Kartu Blitar Sehat," ujar Rijanto.
Baca Juga : Baca Selengkapnya