Pojok Literasi Arkeologi, Upaya Trengga;ek agar Siswa Cinta Cagar Budaya
Reporter
Ganez Radisa Yuniansyah
Editor
Yunan Helmy
11 - Nov - 2020, 02:52
Banyak situs peninggalan yang tersebar di wilayah Trenggalek. Namun, sayang situs itu tidak dilestarikan.
Karena itu, generasi muda diharapkan paham dan mengerti bagaimana melestarikan cagar budaya asli Trenggalek yang selama ini terbengkalai.
Baca Juga : Rencana Pemindahan Pembelajaran SD Plus Nurul Hikmah Ditolak Wali Murid, Ada Apa?
Untuk itu, di Trenggal;ek berdiri wadah yang membina generasi muda cinta pelestarian cagar budaya. "Namanya Pojok Literasi Arkeologi. Tempat ini merupakan upaya untuk mencetak generasi pelestari benda cagar budaya," kata Harmadji selaku letua Penggiat Sejarah Trenggalek (Pesat), Selasa (10/11/2020).
Tidak tanggung-tanggung, Pojok Literasi Arkeologi yang di tempatkan pada SMA Negeri 2 Trenggalek ini diresmikan langsung oleh kepala Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta yang didampingi kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim.
"Rencananya pojok literasi ini dibuka untuk para pelajar dan umum dengan menerapkan protokol kesehatan. Pengunjung pun kami mintai surat permohonan untuk izin masuk karena harus terjadwal dahulu," ungkap Harmadji.
Kepala Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta Sugeng Riyanto juga mengapresiasi baik inovasi Pojok Literasi Arkeologi ini. Dengan adanya Pojok Literasi Arkeologi ini, dia mengatakan bisa menjadi salah satu media publikasi pengetahuan hasil dari penelitian arkeologi.
"Sudah cukup banyak data di Trenggalek yang telah dikantongi terkait situs peninggalan. Jadi. informasi pendataan tentang situs yang diteliti tim arkeologi bisa diketahui di pojok literasi ini," terang Sugeng.
Sugeng juga menegaskan bahwa inovasi seperti ini baru pertama di Jawa Timur. Sugeng berharap daerah lain bisa mengikuti dengan membuat Pojok Literasi Arkeologi seperti di Trenggalek saat ini.
"Trenggalek sendiri memiliki sejarah yang sangat panjang. Tim arkeologi sejak tahun 2013 sudah melakukan penelitian di Kamulan dan Semarum. Dari penelitian itu ada prasasti peninggalan dari zaman akhir Kerajaan kadiri dan dari raja Kertajaya," terangnya.
Baca Juga : Baca Selengkapnya