CSR Bank Jatim Berupa 10 Ribu Masker Tenun Ikat, Penyaluran Kartu Sahabat Libatkan Ratusan Tukang Becak
Reporter
Eko Arif Setiono
Editor
Dede Nana
28 - Oct - 2020, 04:01
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menerima Corporate Social Responsibility (CSR) berupa 10 ribu masker tenun ikat dari Bank Jatim. Pada kesempatan itu Wali Kota Kediri juga memberangkatkan tukang becak yang menyalurkan beras bantuan Sahabat serta menyaksikan secara langsung pencairan Kartu Sahabat, Selasa (27/10/2020) bertempat di Gedung Serbaguna Kelurahan Gayam.
Secara simbolis bantuan masker diserahkan oleh Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Erdianto Sigit kepada Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar, Plt Kepala Kantor Satpol PP Kota Kediri Ferry Djatmiko dan Lurah Gayam Redjo. Nantinya masker ini akan dibagikan kepada masyarakat untuk mendukung program Jatim Bermasker.
Baca Juga : Jatim Bejo, Pemprov Jatim Optimalkan Peran UMKM dalam Pengadaan Barang dan Jasa di Toko Daring
Dalam sambutanny, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Erdianto Sigit mengatakan, Bank Jatim memiliki komitmen yang kuat untuk mematuhi protokol kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut, Bank Jatim memberikan bantuan berupa masker.
Di Bank Jatim penyaluran CSR dibagi menjadi empat aspek. Yakni, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, dan sosial UMKM. Di Kota Kediri ini di dua aspek yaitu kesehatan dan sosial UMKM.
“Kami dari seluruh jajaran Bank Jatim mengucapkan banyak terima kasih atas semua fasilitas dan bantuan kepada keberadaan Bank Jatim di Kediri. Memang dalam situasi seperti saat ini kita dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Kita berikan masker untuk ikut mempromosikan tenun ikat Kota Kediri dan menggerakkan perekonomian,” ujarnya.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menyambut baik bantuan masker tenun ikat dari Bank Jatim. Di masa pandemi ini Bank Jatim juga telah banyak membantu Pemerintah Kota Kediri. Diantaranya, membantu penyaluran bantuan Kartu Sahabat dan juga bantuan sembako bagi mahasiswa dan mahasiswi perantauan yang ada di Kota Kediri yang tidak bisa kembali ke daerah asalnya.
“Pada awalnya kita membagikan kartu sahabat ini agak ribet. Akhirnya kita menunjuk Bank Jatim untuk menjadi bank penyalur. Di awal-awal kita memang sesuaikan datanya. Kita bisa kerjasama dengan Dispendukcapil dan kita sesuaikan datanya. Sampai akhirnya data itu menjadi detail. Sekarang kita rasakan bersama-sama penyalurannya bisa berjalan dengan lancar sampai dengan saat ini. Mudah-mudahan kartu sahabat ini nanti bisa menjadi kartu rekeningnya bapak ibu dan ini bisa digunakan kembali,” ujarnya...