Kampanye 3R Terus Digaungkan, Bisnis Pakaian "Second" Ikut Melambung
Reporter
Hendra Saputra
Editor
Yunan Helmy
25 - Oct - 2020, 02:55
Kampanye reduse, reuse, dan recycle (3R) tampaknya juga berpengaruh pada bisnis thrift atau pakaian second vintage yang saat ini sangat digandrungi anak-anak muda. Hal itu juga berimbas pada naiknya nilai ekonomi di pasar pakaian second yang memiliki merek tertentu.
Bisnis pakaian second atau sebelumnya telah digunakan sejak dulu memang sudah dikenal. Namun secara ekonomi, bisnis ini dalam kurun waktu tiga hingga empat tahun terakhir baru memiliki nilai yang cukup tinggi. Hal itu didasari oleh pengetahuan pemilik toko tentang pakaian yang memiliki merek layak jual dengan harga yang tinggi.
Baca Juga : Pemkab Banyuwangi Tunggu Laporan RUPS PT PBS atas Pengelolaan Dua Kapal
"Pebisnis (pakaian second) zaman dulu itu banyak yang memang tidak tahu merek. Waktu itu saya masih jadi penikmat. Nah penikmat kayak saya ini berpikir ternyata bisnis itu bisa menghasilkan. Saya awalnya beli di (pasar) Comboran itu, lalu saya jual online, itu tahun 2015-an. Kalau sekarang penjual tua-tua itu mulai mengerti juga yang bermerek. Nah ngertinya mereka itu ya dari kita-kita. Setelah kita beli, mereka lihat-lihat barang yang dibeli dan mulai bisa mematok harga tinggi," ungkap Tedy, Olowner Vaults Studios (In Vaults).
Bisnis thrift, menurut Tedy, untuk tahun-tahun saat ini sangatlah menjanjikan karena fashion sendiri akan selalu berkembang dan tidak akan ada habisnya. Seiring berjalannya waktu, fashion sudah sangat maju dengan berbagai inovasi.
Saat ini fashion dengan gaya oldschool sangat digandrungi oleh remaja. Kebanyakan dari mereka memilih bergaya ala tahun 90-an.
Walaupun saat ini fashion sudah modern, ada segelintir anak muda yang tetap bergaya casual ala 90-an dan terlihat ingin berbeda dengan yang lainnya. Dan mereka biasanya akan terlihat lebih nyentrik dibandingkan yang lainnya. Mereka ingin membawa kembali gaya ala tahun 90-an.
"Dan menariknya barang-barang (second) ini mungkin jarang (yang punya) ya. Ya ada yang kembar, tapi paling 1 atau 2. Sangat jarang banget. Dan yang pasti murah banget. Apalagi fashion sekarang yang kembali ke tahun 90-an. Itu menjadi salah satu jalan kenapa bisnis ini bisa dikatakan sangat menjanjikan," kata Tedy.
Menurut Tedy, membeli pakaian bekas memang harus selektif dalam memilih. Hal itu bukan hanya bagi penggemar pakaian bermerek second. Namun yang memiliki lapak juga harus memiliki selera dan pengetahuan tinggi tentang barang yang saat ini sedang digandrungi oleh remaja...