Tolak Relokasi dan DED, ‘Swarane Wong Pasar’ Tertempel di Pasar Batu
Reporter
Irsya Richa
Editor
Dede Nana
11 - Oct - 2020, 12:07
Sebuah sebaran kertas bertuliskan 'Swarane Wong Pasar' yang dibuat oleh Himpunan Pedagang Pasar (HPP) tertempel di setiap sudut Pasar Besar Kota Batu. Sebaran kertas itu bertuliskan tentang suara warga pasar yang menolak untuk dilakukan relokasi dan Detailed Engineering Design (DES) revitalisasi Pasar Besar Kota Batu yang rencananya bakal dilakukan pada tahun 2021 mendatang.
Sebaran itu bertuliskan, Swarane Wong Pasar (Suaranya Orang Pasar)
Pedagang dapat menerima revitalisasi Pasar Batu
Tapi nyuwun (minta) ngapunten (maaf) nggeh...
Detail Enginering Desain (DED) atau denah pembangunan pasar yang disosialisasikan saat ini DITOLAK
Karena bersikukuh (tertutup) dan menutup diri dari aspirasi pedagang
Mengabaikan saran dan pendapat dari pedagang
Pedagang dipaksa untuk kalah dan mengalah dengan kata-kata "Lahan pasar adalah milik Pemerintah Kota Batu, bukan milik pedagang", jadi pedagang harus menurut apapun putusan Pemerintah "kalau tidak mau".
Dengan ditolaknya DED maka pedagang, menolak di replikasi demi kebaikan bersama
Baca Juga : Polisi Intimidasi Wartawan saat Rekam Pengamanan Demonstran Tolak UU Cipta Kerja di Malang
Kito (kita) sumanggaaken (mempersilahkan) membuat DED baru yang mengakomodasi saran, pendapat dan keterlibatan pedagang dalam setiap tahapan perencanaan pembangunan Pasar Batu.
Dengan satu semangat
Terciptanya pembangunan Pasar Batu yang dapat disambut oleh pedagang dengan penuh suka cita (gembira), bahagia, rasa syukur dan penuh harapan akan masa depan terhadap Pasar Batu. Tanpa harus ngapunten sak derengipun timbul demo besar-besaran dari pedagang karena merasa dirugikan tempat usahanya, tidak diperhatikan pendapat-pendapatnya dan tidak diakomodasi aspirasinya.
Wakil Ketua HPP Kota Batu Johan Bambang Irawan, mengatakan, dibuatnya sebaran itu lantaran permintaan dari warga pasar terkait kejelasan anggaran dari revitalisasi Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) yang dirasa masih belum jelas. Karena dikhawatirkan saat anggaran tidak sesuai dengan awal sejumlah Rp 200 miliar ditakutkan harus merubah desain.
Baca Juga : Baca Selengkapnya