Peringati Hari Batik Nasional, Wali Kota Kediri Kunjungi Pengrajin Batik Dermo
Reporter
Eko Arif Setiono
Editor
Nurlayla Ratri
02 - Oct - 2020, 11:52
Batik merupakan warisan budaya Indonesia dan sudah diakui oleh UNESCO pada 2009. Pengakuan batik sebagai warisan dunia ini berlaku sejak Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan.
Sejak saat itu, setiap 2 Oktober ini menjadi lebih spesial yakni diperingatinya Hari Batik Nasional. Tahun ini merupakan tahun ke-11 batik diakui sebagai warisan budaya dunia
Baca Juga : Tahun 2020, Tak Ada Bantuan dari Pemkab Pamekasan, Nasib Lansia Merana
Pada peringatan tahun ini, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar didampingi Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar berkunjung ke salah satu gerai batik milik Nunung Wiwin Ariyanti, owner Numansa Batik yang ada di Kelurahan Dermo.
Di sana, keduanya melihat anak-anak yang belajar mencanting mengikuti pola batik di masker. Selain itu, Mas Abu dan Bunda Fey juga melihat produk-produk batik custom batik tulis dan batik cap yang dipajang.
Di antara berbagai corak batik, ada beberapa yang menarik perhatian Bunda Fey, salah satunya corak batik cap yang proses pembuatannya langsung menggunakan daun asli. Dalam kunjungan tersebut, mereka juga memberikan cinderamata untuk anak-anak agar semakin termotivasi untuk berkreasi.
Ditemui usai kegiatan, Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar mengajak masyarakat Kota Kediri untuk lebih mengenal batik lokal asli Kota Kediri.
“Di hari batik nasional mari kita peringati dengan berbelanja batik asli dari wilayah kita sendiri, yaitu wilayah Kota Kediri, karena dengan membeli batik yang asli yang benar-benar di gambar bukan printing kita mendukung karya mereka, ada nilai ada value di dalam sana,” katanya, Jumat (2/10/20).
Menurutnya, perkembangan batik di Kota Kediri terus bertambah. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri ada 30 merk batik yang tersebar di seluruh kelurahan. Diantaranya di Dermo, Mrican, Dandangan, Rejomulyo dan lain-lain. Selain itu Ketua Dekranasda Kota Kediri berharap ke depan akan ada regenerasi dari kaum muda yang menekuni batik.
“Kediri khasnya itu dengan batik-batik yang motifnya ringan, enteng, bukan yang njlimet seperti Solo dan Jogja. Kita mengapresiasi batik mereka, karena motif-motif yang ada dari lingkungan kita. Untuk regenerasi, ini Mbak Nunung sendiri dia memanfaatkan mayoritas ibu-ibu, belum ada yang muda-muda. Harapan saya nanti anak turunnya nanti mau lah mengikuti jejak orang tuanya,” ujarnya...