IMD World Coret Surabaya dari Daftar Smart City, Penggunaan APBD pun Disorot

Editor

A Yahya

20 - Aug - 2020, 02:08

100 besar kota di dunia yang masuk daftar kategori Smart City


Surabaya sebagai kota kerap digemborkan sebagai Smart City oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Namun, faktanya Surabaya tak termasuk 100 besar kota yang masuk dalam Smart City di dunia. Termasuk juga tak mewakili tiga besar dari Indonesia yang bersaing di tingkat dunia.

Dalam survei yang dirilis The IMD World Competitiveness Center’s Smart City Observatory, dari ratusan kota dunia tidak ada Kota Surabaya di dalam daftar tersebut. Tercatat hanya ada Jakarta, Makassar, dan Medan yang masuk dalam kategori Smart City mewakili Indonesia bersaing di tingkat dunia.

Adapun negara yang menempati rangking pertama smart city adalah Singapore, Zurich, Oslo, Geneva, Copenhagen, Auckland, Taipei City, Helsinki, Bilbao, and Dusseldorf.

Konsep “Smart City” disebut menjadi solusi membenahi pembangunan sistem dan infrastruktur kota. Rancangan Smart City dipercaya mampu mendongkrak akselerasi ekonomi.

“Konsep kota pintar tumbuh dan berkembang di seluruh belahan dunia. Realitas ekonomi tidak bisa diabaikan: kota-kota di negara-negara miskin menghadapi kerugian membutuhkan tindakan khusus untuk memperbaiki jalan keluar untuk pembangunan yang lebih cerdas, ” kata Direktur The IMD World Competitiveness Center’s Smart City Observatory, Profesor Arturo Bris, dikutip dari JPNN, Selasa (18/8).

Di Surabaya sendiri Tri Rismaharini selalu menggembar-gemborkan Kota Surabaya menerapkan konsep Smart City. Penerapan itu terbagi dalam enam parameter yakni Smart People, Smart Living, Smart Goverment, Sart Economy, Smart Mobility, dan Smart Environment

Akibat prestasi yang tak diraih ini, kritikan pun datang dari Komisi A DPRD Surabaya yang membidangi pemerintahan. Kritikan kali ini datang dari Ketua Komisi A Ayu Khrisna secara langsung.

Ayu bahkan menyoroti secara langsung terkait isu penggunaan APBD yang terbungkus dalam program Smart City. Karena diduga untuk mem-Branding ASN yang hendak maju dalam ajang Pilwali di Surabaya tahun ini. ASN yang dimaksud adalah Kepala Bappeko Eri Cahyadi yang diam-diam mendaftar ke DPP PDIP.

Menurut Ayu mem-Branding diri dengan penggunaan APBD ini adalah jelas penyalahgunaan kewenangan penggunaan anggaran untuk kepentingan kontestasi diri serta penyalahgunaan kewenangannya yang bisa berakibat pada penemuan perbuatan pidana kelak.

“Itu menurut saya pelanggaran berat. Jadi sebaiknya, jangan pernah ada kasus semacam ini untuk Surabaya.
Dalam Pandangan Fraksi Golkar juga sudah pernah disampaikan seperti itu,” ucap Ayu.

“Maka sebaiknya pihak Pemkot yang selama ini juga tidak transparan terhadap DPRD, selama ini tolonglah segera merubah stigma yang ada selama ini,” imbuh Ayu

Sebelumnya Informasi yang dihimpun media ini, anggaran yang digunakan untuk program ini bersumber dari APBD dan tak main-main. Yakni, mencapai puluhan miliar...

Baca Selengkapnya


Topik

Peristiwa, ,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette