Sekolah Tak Punya Sistem Pembelajaran Daring? Dosen Teknik UB Sediakan Gratis!
Reporter
Imarotul Izzah
Editor
Yunan Helmy
31 - Jul - 2020, 01:41
Meski Indonesia masih dilanda pandemi covid-19, kegiatan belajar mengajar tidak mungkin tidak dilaksanakan. Pada tahun ajaran baru 2020/2021 ini, setiap sekolah yang berada di zona merah, oranye, dan kuning harus melakukan kegiatan belajar mengajar dalam jaringan (daring).
Masalahnya, apakah semua mampu mengadakan sistem daring di sekolahnya masing-masing? Disadari, tidak semua sekolah memiliki anggaran memadai untuk menyiapkan sistem seperti learning management system (LMS) yang mumpuni untuk sekolah mereka.
Baca Juga : Inovasi SMK Negeri 1 Kota Madiun Gelar MPLS secara Daring
Atas dasar itu, dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) Dr Eng Fadly Usman ST MT meluncurkan learning management system (LSM) secara gratis untuk siapa saja dan sekolah mana saja yang ingin memilikinya.
LSM sendiri adalah sarana bagi sekolah untuk dapat melakukan pengaturan dan pengelolaan materi pembelajaran bagi siswa. Dalam platform ini, diharapkan semua informasi terkait kegiatan belajar dan mengajar dapat dituangkan dalam satu platform untuk semua keperluan siswa.
"Mulai dari materi pelajaran, bahan ajar, lembar kerja siswa, jadwal pelajaran, kelas online (daring), kelas kursus online, video materi pembelajaran. Bahkan koperasi siswa juga bisa menjual barangnya secara online," terangnya.
Bekerja sama dengan ICON+ yang merupakan anak perusahaan PLN (Persero) di bidang telekomunikasi, LSM di-bundling bersama dengan paket data GSM ICON+ dengan biaya per bulan per siswa mulai dari Rp 20 ribu.
Dalam hal ini, GM ICON+ SBU Regional Jawa Timur Agus Widya Santoso menjelaskan bahwa ICON+ siap bekerja sama dengan sekolah dan dan juga Dinas Pendidikan di seluruh Jawa Timur untuk menghadirkan sistem pendidikan daring yang murah dan berkualitas.
Manajer ICON+ Kantor Perwakilan Malang Eko Candrasasmita juga menambahkan, LMS yang ditawarkan secara gratis diharapkan dapat mengurangi beban siswa dan juga sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di masa kelaziman baru.
Dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara ICON+ dan perancang LMS belum lama ini, Eko Candrasasmita menyampaikan beberapa keluhan dari orang tua murid tentang biaya pembelajaran yang semakin membengkak. “Ada seorang ibu yang mengatakan bahwa uang kuota internet sebesar Rp 50 ribu ternyata habis dalam dua hari dan ini sungguh memberatkan kami,” ucapnya.
Interface LMS sendiri bisa diakses melalui internet pada laman www.lms4free...