10 Nyawa Melayang Diduga Depresi, Curhat Pejuang Skripsi: Penuh Tekanan hingga Nyaris DO!
Reporter
Lukman
Editor
Nurlayla Ratri
28 - Jul - 2020, 04:03
Sejak kurun 2014 hingga 2020, total ada 10 nyawa mahasiswa tingkat akhir yang bunuh diri di berbagai penjuru Indonesia. Dugaannya, karena depresi saat mengerjakan skripsi. Para pejuang skripsi pun banyak yang mencurahkan isi hati alias curhat terkait tekanan dan beban pikiran selama menyelesaikan tugas akhir ini.
Aditya, salah satu mahasiswa universitas negeri di Malang mengaku mengerjakan skripsi selama empat tahun. Lamanya proses itu, menurutnya berasal dari gabungan berbagai faktor. "Sejak semester 6 sudah proposal, tapi molor lama sampai empat tahun baru selesai, bahkan nyaris drop out," ujarnya.
Baca Juga : Baru Tiga Bulan jadi Staf, Bupati Sanusi Angkat Harry sebagai Kepala Dinas
Salah satu faktor yang paling berpengaruh, lanjutnya, yakni hilangnya motivasi diri. "Saya sempat ada masalah pribadi, ketika itu saya drop dan berujung terlambat mengerjakan skripsi. Apalagi, teman seangkatan sudah banyak yang selesai, jadinya nggak ada teman ngerjakan," sebutnya.
Mengisi waktu sebagai mahasiswa akhir, Aditya mengaku juga bekerja. Alhasil, beban pekerjaan sekaligus membuatnya tak lagi fokus mengerjakan skripsi. "Kan sudah mau lulus, dituntut untuk mandiri. Mulai kerja, keasyikan kerja juga dan terbengkalai," akunya.
Menurutnya, birokrasi bimbingan skripsi yang berbeli-belit juga membuatnya malas. "Susah ketemu dosen, akhirnya malas juga. Mikirnya, kan ini skripsi cuma satu mata kuliah, kok ribet banget. Bolak-balik disuruh revisi, tempat penelitian juga jauh," terang pria berkacamata ini.
Curhat senada juga banyak berseliweran di media sosial, misalnya dengan tagar #pejuangskripsi. Akun @unycommunity pernah membuat utasan soal gregetnya para mahasiswa akhir mengerjakan skripsi. "Teruntuk #pejuangskripsi seberapa greget dosen pembimbing kalian?" demikian cuitan akun tersebut.
"Pas lagi pandemi gini, chat dosen cuma di baca aja, trs patah hati dong ya, akhirnya memberanikan diri menghubungi beliau lagi dan disuruh nyusun langsung bab 1-5 gan," tulis akun @arshifi1.
"Pernah nunggu di depan kajur dari pagi sampe ashar karna bapaknya gamau janjian, pas udah ketemu disuruh besok aja karna lagi ngga mood wkwk," curhat akun @anislistyamurti.

Para alumni Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pun berkomentar soal fenomena mahasiswa akhir yang depresi gara-gara skripsi...