Diterpa Angin Kencang, Peninggalan Mataram Kuno di Singosari Tersingkap
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
A Yahya
24 - Jul - 2020, 03:11
Artefak kuno yang diduga merupakan serpihan peninggalan zaman peradaban Kerajaan Mataram yang sudah cukup lama ditemukan, akhirnya ditindaklanjuti oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Kamis (23/7/2020). Petugas dari BPCB Jatim melakukan tinjauan serta pemeriksaan terhadap peninggalan sejarah tersebut.
Artefak kuno itu, ditemukan di Desa Lang-lang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Salah satu tokoh masyarakat setempat, Ahmad Firdaus, menuturkan jika penemuan serpihan peninggalan kuno itu kali pertama ditemukan pada tahun 2019 lalu.
Baca Juga : Lagi, Barisan Mahasiswa Lamongan Tolak Raperda RTRW
”Dulu itukan di lokasi penemuan tempatnya rimbun, kemudian terkoyak angin puting beliung dan akhirnya terbuka (rerimbunan pepohonan, red). Pada saat itulah terlihat batu bintang,” ungkap Ahmad saat ditemui awak media di sela agenda peninjauan BPCB Jatim, Kamis (23/7/2020).
Sebelum menemukan batu bintang, pada tahun 2019 lalu tepatnya pada saat Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Warga setempat juga menemukan beberapa struktur yang menyerupai bangunan dan batu bata kuno, disekitar lokasi yang tidak terlalu jauh dari penemuan batu bintang yang ditemukan pada tahun 2020 ini.
”Saat pengukuran tanah PTSL itu, kami menemukan pecahan batu bata. Kemudian ditindaklanjuti dan menemukan batu bata berukuran separo. Dilanjutkan lagi dan terakhir ketemu strukturnya,” ucap Ahmad.
Setelah menemukan seabrek peninggalan serpihan artefak dan struktur bangunan kuno itu, warga memilih untuk menimbunnya lagi dengan tanah agar tidak rusak. ”Karena belum tahu apakah ada hubungannya dengan peninggalan sejarah, kami kemudian menyampaikannya kepada beberapa pihak. Hingga akhirnya kami didampingi oleh arkeolog dari UM (Universitas Negeri Malang) untuk memastikan hubungan sejarah itu,” ungkap Ahmad.
Berdasarkan penuturan tim arkeolog, lanjut Ahmad, menyatakan jika batu bata dan strukturnya itu diperkirakan sudah ada antara abad 9 dan 10. ”Jadi kemungkinan struktur batu bata itu ada pada saat masa Mpu Sindok pada era mataram kuno,” jelas Ahmad.
Setelah memastikan ada nilai sejarah, temuan warga itupun akhirnya dilaporkan ke Disparbud (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) Kabupaten Malang, sebelum akhirnya ditindaklanjuti oleh BPCB Jatim pada hari ini (Kamis 23/7/2020).
Baca Juga : Baca Selengkapnya