Viral Isu PAI dan Bahasa Arab Dihapus, Ini Kata Pakar Pendidikan UIN Malang
Reporter
Imarotul Izzah
Editor
Dede Nana
12 - Jul - 2020, 10:21
Perubahan kurikulum baru di madrasah sempat ramai dibicarakan warganet di media sosial (medsos). Melalui medsol Twitter, banyak yang mempertanyakan apakah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab di madrasah dihapuskan.
Isu ini berkembang setelah adanya Surat Edaran untuk perubahan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Di dalam Surat Edaran tertulis, "Dengan berlakunya KMA 183 tahun 2019 dan KMA 184 Tahun 2019, maka mulai Tahun Pelajaran 2020/2021 KMA Nomor 165 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab di Madrasah sudah tidak berlaku lagi."
Baca Juga : Tahun Ajaran Baru, Disdikbud Sarankan Sekolah Pakai Maksimal 2 Platform
Pakar Pendidikan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang), Dr H Agus Maimun MPd menyampaikan, bahwa hal tersebut merupakan persepsi yang salah.
"Ini persepsi yang salah. Memang yang muncul itu bukan pelajaran PAI, kalau di madrasah yang muncul pelajaran Quran Hadist, Akidah Akhlak, Fikih, SKI (Sejarah Kebudayaan Islam), plus pelajaran Bahasa Arab. Jadi bukan dihilangkan. Memang nggak ada nama PAI kalau di madrasah karena sudah dirinci menjadi empat mata pelajaran itu," papar Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) tersebut.
Nah, berdasarkan KMA 183 dan 184 tersebut, masing-masing mata pelajaran itu 2 jam perminggu. Namun, jam pelajaran itu boleh ditambah namun tak boleh dikurangi.
"Bahkan boleh aja memberikan tambahan jam belajar kepada setiap mata pelajaran. Tergantung kepada madrasahnya masing-masing," katanya.
"Jadi, tidak ada pengurangan sebenarnya. Kecuali untuk Madrasah Aliyah itu malah lebih banyak pelajaran agamanya," imbuhnya.
Perbedaan KMA 183 dan 165 lebih pada adanya perbaikan substansi materi pelajaran karena disesuaikan dengan perkembangan kehidupan abad 21. Maimun mengungkapkan, substansinya akan lebih menekankan pada moderasi Islam.
"Sebelumnya ya moderasi Islam juga. Tapi ini lebih ditekankan secara jelas tentang moderasi Islam supaya tidak gampang terpengaruh oleh model-model Islam yang lain," ungkapnya.
Lanjutnya, moderasi Islam diperkuat sebab saat ini kelompok-kelompok yang menuhankan pendapatnya sendiri, merasa paling benar, paling sah, paling murni, dan paling berdasarkan pada Qur'an hadist sendiri semakin masif.
Baca Juga : Baca Selengkapnya