Ada Tekanan Politik, Himpaudi Tulungagung Kompak Pilih Nahkoda Baru, Namun Begini yang Terjadi..
Reporter
Anang Basso
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
03 - Jan - 2020, 11:08
Apa jadinya jika organisasi pengajar ditarik dalam kepentingan politik praktis, tentu selain menjadi tidak etis akan lebih banyak mudharatnya bagi organisasi dan kegiatan pendidikan.
Hal itu ditengarai terjadi di Tulungagung, Himpunan Pendidik dan Lembaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) yang harusnya menjadi wadah dan organisasinya justru ditarik dalam pusaran politik.
"Pengurus baru dipanggil (oleh) atas nama ketua panitia di aula Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung," kata TS, salah satu anggota Himpaudi.
Lanjutnya, reorganisasi Himpaudi telah berlangsung dengan demokratis pada tanggal 14 Desember 2019 lalu di Gedung PKK Tulungagung. Dalam reorganisasi itu, ketua lama yakni Eko Wahjudi harus menelan kekalahan tipis setelah bertarung ketat melawan Sunarmiati.
"Ketua lama ini dikenal sebagai kepanjangan tangan dari kekuasaan, secara kebijakan mengatasnamakan organisasi dia sudah membawa organisasi ini dalam politik praktis di pilbup lalu," jelas TS.
Karena dianggap tidak etis, para koordinator Himpaudi di kecamatan sepakat ingin mengembalikan organisasi ke jalan yang benar.
"Akhirnya kami sepakat tidak lagi memilih ketua yang kita anggap telah jauh dari yang diharapkan para pendidik," paparnya.
Terbukti, meski dengan segala cara dilakukan petahana akhirnya Eko Wahyudi kalah dengan hanya mendapatkan 9 suara dari 20 suara. Sedangkan Sunarmiati unggul tipis dengan 11 suara.
"Rupanya ada yang tetap tidak dapat menerima sehingga ada upaya intervensi dari oknum mengatasnamakan dinas, sekarang masih berkumpul di aula," ungkapnya.
Saat TulungagungTIMES menuju aula dinas, sejumlah anggota Himpaudi masih berada di tempat pertemuan.
"Tidak ada apa-apa, ini hanya pertemuan biasa bukan, bukan (intervensi)," kata Sunarmi.
Tampak dengan wajah kurang nyaman Sunarmi tidak mau menjawab pertanyaan, namun saat acara usai dan keluar ruangan dirinya sedikit memberi informasi bahwa dirinya merupakan calon yang telah bersaing dalam perebutan ketua.
"Saya (memang) calonnya dan benar (dapat sebelas) suara, cukup gitu ya," sambil berlalu dan meninggalkan kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung.
Eko Wahyudi yang juga berada di lokasi juga irit bicara, dengan alasan hendak melaksanakan salat jumat dirinya menjelaskan bahwa dirinya hanya mengumpulkan panitia reorganisasi.
"Bukan atas nama dinas, ini hanya kita kumpulkan. Coba tanyakan yang terpilih itu, ini saya mau jumatan," kata Eko terburu-buru meninggalkan lokasi.
Namun dari informasi terpercaya, pertemuan di aula dinas tersebut membahas struktur organisasi pasca reorganisasi.
"Maunya Bu Narmi diminta jadi wakil, tapi karena menang pilihan ya tetap banyak yang tidak setuju," kata salah satu anggota yang enggan disebutkan identitasya...