Rocky Gerung Versus Rhenald Kasali Debatkan Hoaks, Warganet: Seharusnya Kasih Waktu Panjang Bung...
Reporter
Dede Nana
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
27 - Mar - 2019, 08:07
Dua akademisi yang sama-sama memiliki reputasi di bidangnya masing-masing, akhirnya berhadapan. Rocky Gerung yang mengusung akal sehat dan membuatnya dijuluki presiden akal sehat berhadapan dengan guru besar UI Rhenald Kasali, dalam acara debat ILC, Selasa (26/03/2019) malam tadi.
Sayangnya, debat kedua akademisi tersebut tidak diberi waktu panjang. Ping pong adu argumentasi keduanya dibatasi waktu.
Hal inilah yang membuat warganet menyayangkannya. Padahal, adu akal sehat dari dua sosok tersebut cukup dinanti masyarakat maupun warganet.
"Seharusnya debat beliau berdua diberi waktu lebih lama, jadi biar ketahuan mana yang Profesor asli dan abal-abal," tulis @jo_hendra di @ILVtv1.
Senada, @FalsSuara pun menyayangkan hal tersebut, "Kenapa direhat pak @karniilyas...Ulasan menarik dua akademisi toh, Harusnya beri waktu lagi tadi mereka saling berargumen," komentarnya.
Debat Rocky Gerung versus Rhenald Kasali dimulai saat Karni Ilyas memberikan waktu kepada guru besar UI ini. Dimana, Rhenald Kasali merasa kecewa dengan arah debat yang mengusung tema hoaks dibasmi dengan UU Terorisme. Rhenald pun menyampaikan, bahwa dunia diciptakan dari awal dari kebohongan. "Hoaks itu strategi Iblis. Dimana strategi ini sedang memporak-porandakan dunia saat ini. Inggris, Italia, Perancis sedang diracuni hoaks ini," ucapnya.
Rhenald pun menyampaikan definisi hoaks menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) yang mengartikan bohong. Sedangkan definisi hoaks dalam sains adalah kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat.
Di titik itulah Rocky pun memberikan tanggapan mengenai asal usul hoaks yang dikatakan jahat oleh Rhenald. Rocky menyampaikan, kata hoaks muncul dari Profesor Fisika Alan Sokal saat dirinya menguji standar intelektual akademisi humaniora Amerika Serikat. Melalui paper karyanya sepanjang 39 halaman yang ditulis asal-asalan berjudul Transgressing the Boundaries: Towards a Transformative Hermeneutics of Quantum Gravity. Serta dipublikasikan oleh Social Text, jurnal ternama di Amerika Serikat, pada edisi ke-46/47 Spring-Summer 1996.
"Itu untuk menguji para redaktur itu punya otak apa enggak. Ternyata enggak punya. Sekarang kita ajukan ujian kepada kekuasaan dan kekuasaan bereaksi negatif," ujar Rocky yang sesekali dibantah Rhenald dengan kata-kata, "Bukan, bukan. Saya akan koreksi Anda," sambil geleng-geleng kepala.
Rocky melanjutkan, "Kalau hoaks itu pekerjaan Iblis, lalu yang menjanjikan Rp 50 juta ke rakyat Lombok itu presiden atau Iblis?".
Rhenald pun angkat bicara dengan menyampaikan bahwa referensi itu jangan hanya satu. "Anda harus banyak baca buku. Anda harus banyak referensi, kalau hanya satu referensi jadinya seperti ini," ujarnya sambil menegaskan kalau referensi hanya tinggal jadinya berbahaya...