JATIMTIMES - Pengakuan Israel terhadap Republik Somaliland mendadak menarik perhatian dunia internasional. Wilayah yang sejak 1991 memproklamasikan diri sebagai negara merdeka itu akhirnya memperoleh pengakuan resmi pertama, meski hingga kini hanya datang dari Israel.
Pada Jumat (26/12), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka menyatakan pengakuan atas kedaulatan Somaliland. Dalam kesempatan tersebut, Netanyahu juga menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Somaliland Abdirahman Mohamed Abdullahi atas kepemimpinannya, sekaligus mengundangnya untuk melakukan kunjungan resmi ke Israel.
Baca Juga : Massa Aksi di Surabaya Geruduk Kantor Madas, Protes Dugaan Pengusiran Paksa Nenek 80 Tahun
Sebagai tindak lanjut, Israel disebut akan menjalin kerja sama dengan Somaliland di sejumlah sektor strategis, mulai dari pertanian, kesehatan, teknologi, hingga pengembangan ekonomi.
“Israel akan bekerja sama dengan Somaliland di bidang pertanian, kesehatan, teknologi, dan ekonomi,” ujar Netanyahu, seperti dilansir Reuters Sabtu (27/12/2025).
Netanyahu menambahkan, keputusan tersebut selaras dengan semangat Abraham Accords, yakni kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan sejumlah negara Arab yang digagas pada masa pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Deklarasi ini sesuai dengan semangat Abraham Accords,” kata Netanyahu.
Ia juga menegaskan bahwa Israel dan Somaliland telah menandatangani dokumen pengakuan timbal balik sebagai fondasi hubungan resmi kedua pihak.
Presiden Somaliland Abdirahman Mohamed Abdullahi menyambut positif pengakuan tersebut. Ia menyatakan bahwa Somaliland siap bergabung dalam Abraham Accords sebagai bagian dari komitmen membangun stabilitas kawasan.
“Somaliland berkomitmen membangun kemitraan, meningkatkan kemakmuran bersama, dan mempromosikan stabilitas di seluruh Timur Tengah dan Afrika,” ujar Abdullahi, menurut Reuters.
Status Somaliland yang Masih Diperdebatkan
Somaliland mendeklarasikan kemerdekaan dari Somalia pada 1991, namun hingga kini belum memperoleh pengakuan internasional. Meski demikian, wilayah tersebut telah lama beroperasi secara mandiri dengan pemerintahan sendiri, sistem keamanan relatif stabil, serta proses politik yang terpisah dari Mogadishu.
Baca Juga : Pengging di Hulu Bengawan Solo: Benteng Terakhir Majapahit, Mistik Jawa, dan Produksi Sejarah Pemenang
Pemerintah Somalia secara konsisten menolak klaim kemerdekaan Somaliland dan menilai setiap bentuk pengakuan sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara.
Menanggapi langkah Israel, pemerintah Somalia menyampaikan kecaman keras dan menyebut keputusan tersebut sebagai tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional.
“Ini merupakan langkah ilegal dan serangan yang disengaja terhadap kedaulatan Somalia,” demikian pernyataan pemerintah Somalia, sebagaimana dikutip Reuters.
Kecaman juga datang dari sejumlah negara, termasuk Mesir, Turki, dan Djibouti. Para menteri luar negeri negara-negara tersebut menegaskan dukungan penuh terhadap persatuan wilayah Somalia dan memperingatkan risiko destabilitas regional jika pengakuan terhadap wilayah separatis terus terjadi.
Penolakan Uni Afrika
Uni Afrika turut menyatakan penolakan terhadap pengakuan kemerdekaan Somaliland. Komisi Uni Afrika menilai langkah tersebut berpotensi menimbulkan preseden berbahaya dan dapat mengganggu stabilitas di kawasan Afrika secara luas.
Hingga kini, Somaliland masih berada dalam posisi ambigu di panggung internasional menjalankan fungsi negara secara de facto, namun belum memperoleh legitimasi secara de jure dari mayoritas negara dunia.