free web hit counter
Jatim Times Network
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

Menggali Peringatan Al-Kabaair: Dosa yang Tidak Terdengar, Tapi Mematikan

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

14 - Nov - 2025, 09:43

Placeholder
Ilustrasi dosa besar yang kerap dianggap remeh (ist)

JATIMTIMES - Tiga dosa yang ditempatkan Imam adz-Dzahabi pada bagian akhir kitab Al-Kabaair justru memuat peringatan yang paling dekat dengan wajah asli manusia. Dalam karya yang menghimpun puluhan dosa berat itu, ia menegaskan bahwa dosa besar adalah setiap larangan Allah dan Rasul-Nya yang disebut dalam Alquran, Sunah, serta atsar salafusaleh. Memahaminya bukan sekadar wacana, tetapi syarat agar seorang Muslim bisa menjaga diri dari pelanggaran yang berpotensi membinasakan.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang membinasakan.” (hadis riwayat Muttafaq 'Alaih). Nabi Muhammad SAW juga pernah menyampaikan tujuh dosa menghancurkan dalam hadis muttafaq ‘alaih: syirik, sihir, pembunuhan tanpa hak, memakan harta anak yatim, praktik riba, melarikan diri dari medan perang, serta menuduh perempuan beriman berzina. 

Baca Juga : Calon Guru Tangguh di Era Digital: FIP Unikama Tanamkan Resiliensi Lewat Studium General

Namun, adz-Dzahabi sejalan dengan pandangan Ibnu Abbas bahwa dosa besar tidak hanya itu, melainkan mencapai 70 perkara. "Jumlahnya (dosa besar) mencapai 70 (perkara)". Itulah sebabnya ia menyusunnya dari yang paling fatal hingga yang tetap berat meski sering diremehkan.

Pada urutan paling akhir, adz-Dzahabi menyoroti perbuatan licik dan rencana jahat. Ia mengutip ayat dalam surah Fathir 43: “Rencana yang jahat tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.” Pesan itu jelas: kelicikan mungkin terlihat seperti kemenangan instan, tetapi pada akhirnya menusuk balik kepada pelakunya. 

Nabi SAW juga menegaskan bahwa tipu muslihat adalah bagian dari penghuni neraka, bahkan menyebut salah satu dari mereka adalah orang yang setiap pagi dan petang sibuk memperdaya saudaranya demi urusan harta dan keluarga. 

Biasanya, akar dari perilaku ini adalah dengki. Meski di dunia mereka tampak unggul, balasan di akhirat sudah menunggu. Al-Wahidi menggambarkan nasib mereka secara mengguncang: diberikan cahaya di atas shirat, lalu padam, meninggalkan mereka dalam kegelapan, sepadan dengan tipu daya yang dulu mereka sebarkan.

Penipuan yang mencari keuntungan dari kerugian orang lain juga ditekankan sebagai bagian dari dosa besar. Ia adalah bentuk kerakusan yang merampas hak orang lain dengan cara yang terselubung. Pelakunya tampak cerdas di dunia, tetapi setiap kerugian yang ditanggung korban akan kembali menjadi saksi yang tak dapat dibantah kelak di akhirat.

Baca Juga : Unisba Blitar Bentuk Generasi Agripreneur Lewat Field Work di Peternakan Lebah

Dosa besar berikutnya yang berada di ujung daftar adalah tindakan memata-matai kaum Muslimin. Adz-Dzahabi menukil kisah Hathib bin Abu Balta’ah. Umar RA sempat ingin menghukumnya karena dianggap membocorkan informasi penting, tetapi Nabi SAW mencegahnya, karena Hathib adalah bagian dari pasukan Badar. 

Dari kejadian itu, satu pelajaran besar muncul: memata-matai umat bukan sekadar tindakan kecil. Informasi yang bocor pada situasi genting dapat menghancurkan keamanan banyak jiwa. Pengkhianatan semacam itu merusak kepercayaan, menebar keresahan, dan membuka pintu bahaya bagi umat Islam sendiri.

 


Topik

Pendidikan al kabaair dosa besar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Nurlayla Ratri

Pendidikan

Artikel terkait di Pendidikan

--- Iklan Sponsor ---