JATIMTIMES - Nama Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar kembali menggaung di pentas nasional. Dua mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum, Vince Anggy Fadilla dan Denok Tri Wahyuni, sukses menyabet dua medali perak pada ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XIX di Semarang.
Capaian ini bukan hanya membanggakan kampus, tetapi juga mempertegas peran dunia pendidikan tinggi dalam membangun karakter dan prestasi generasi muda daerah.
Baca Juga : Kolaborasi Manis Dispendukcapil Blitar dan Kampung Coklat: Layanan Adminduk Sekaligus Rekreasi
Dua atlet tersebut turun mewakili kontingen Jawa Timur pada cabang olahraga Wushu kategori Sanda, yang berlangsung sejak Minggu (21/9/2025) hingga Rabu (24/9/2025).
Dalam laga yang mempertandingkan puluhan atlet dari seluruh Indonesia itu, Vince dan Denok tampil impresif hingga berhasil menembus babak final. Meski keduanya belum mampu meraih medali emas, torehan dua medali perak itu menjadi bukti bahwa mahasiswa Unisba mampu bersaing di level nasional.
“Pencapaian ini memperpanjang daftar prestasi non-akademik mahasiswa Unisba Blitar. Kami melihat olahraga sebagai bagian penting dari pembangunan sumber daya manusia, bukan sekadar aktivitas kompetitif,” ujar Dr. Supriyono, M.Ed., Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unisba Blitar.
Ia menambahkan, Unisba selama ini berkomitmen menciptakan ekosistem pendidikan yang seimbang antara akademik dan pembentukan karakter. Kampus tidak hanya menyiapkan mahasiswa sebagai sarjana yang cakap di bidang ilmu, tetapi juga tangguh secara mental, disiplin, dan berjiwa sportif.
Bagi Vince Anggy Fadilla, jalan menuju podium bukan tanpa tantangan. Atlet yang pernah mewakili Indonesia dalam ASEAN University Games 2024 ini mengaku sempat kehilangan semangat ketika melihat dominasi lawan dari kontingen lain. Apalagi, ia harus menurunkan berat badan demi menyesuaikan kelas tanding di nomor 48 kilogram putri.
“Waktu itu sempat drop, karena lawan saya belum pernah kalah. Tapi alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk bisa naik podium juara dua. Saya bangga karena bisa menjadi salah satu perwakilan Jawa Timur yang masuk final,” ujarnya dengan nada lega.
Perjuangan serupa juga dijalani Denok Tri Wahyuni, yang harus menaikkan berat badannya agar memenuhi kualifikasi bertanding di nomor 56 kilogram putri. Dalam waktu singkat, ia harus menjaga keseimbangan antara peningkatan massa tubuh dengan kecepatan dan kelincahan geraknya di atas matras.
Keduanya mengakui, dukungan penuh dari pihak kampus menjadi faktor penting dalam menjaga semangat selama masa persiapan hingga pertandingan. Mulai dari pelatih, dosen pembimbing, hingga rekan mahasiswa turut memberikan motivasi agar mereka tampil maksimal.
Bagi Unisba Blitar, keberhasilan Vince dan Denok menjadi bukti nyata bahwa pembangunan pendidikan tinggi tidak hanya berorientasi pada nilai akademik, tetapi juga pada pembentukan manusia unggul secara utuh. Dalam beberapa tahun terakhir, kampus swasta di bawah Yayasan Bina Citra Anak Bangsa ini gencar membina mahasiswa melalui berbagai kegiatan kemahasiswaan, mulai dari riset, wirausaha, hingga olahraga prestasi.
Dr. Supriyono menjelaskan, keberhasilan dua atlet perempuan itu juga sejalan dengan visi Unisba Blitar untuk menjadi kampus yang berkontribusi pada pembangunan daerah dan pemberdayaan generasi muda.
Baca Juga : Tiga Wajah Kebaikan yang Ternyata Menjerumus ke Neraka
“Pemerintah daerah sedang berupaya meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM). Kami, sebagai institusi pendidikan, ikut berperan melalui jalur pembinaan talenta mahasiswa,” ungkapnya.
Ia menilai, olahraga bukan sekadar ajang unjuk kekuatan fisik, melainkan sarana untuk menanamkan nilai moral, integritas, dan kerja keras yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan nasional.
Prestasi Vince dan Denok tidak berhenti di Semarang. Kini keduanya tengah mempersiapkan diri menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri yang akan digelar di Kudus pada akhir bulan ini. Harapan mereka sederhana: bisa mempersembahkan medali emas untuk Jawa Timur dan sekaligus mengharumkan nama Unisba Blitar di kancah nasional.
“Setelah POMNAS, kami berdua fokus latihan dan menjaga kondisi fisik. Semoga bisa tampil lebih baik di PON nanti,” kata Denok dengan nada optimistis.
Dua atlet ini bukan hanya mewakili mahasiswa berprestasi, tetapi juga simbol semangat anak muda daerah yang mampu bersaing di tingkat nasional.Keberhasilan mereka menegaskan peran Unisba Blitar sebagai kampus yang melahirkan talenta unggul sekaligus memperkuat citra Blitar sebagai kota pendidikan dan olahraga.
Menurut Dr. Supriyono, prestasi ini membuktikan potensi besar daerah jika kampus dan pemerintah bersinergi dalam membangun generasi muda. “Kampus tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga pribadi tangguh yang siap membawa nama daerah di level nasional,” ujarnya.
POMNAS XIX mungkin telah usai, tetapi semangat dua srikandi Unisba Blitar terus menginspirasi. Dari Blitar, mereka membuktikan bahwa kampus daerah pun mampu melahirkan juara.
