free web hit counter
Jatim Times Network
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Merek Beras Diduga Oplosan Masih Dijual di Ritel Modern di Malang dan Blitar

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

15 - Jul - 2025, 13:18

Placeholder
Kolase foto merek beras diduga oplosan di Alfamart dan Indomaret Jalan Mayjen Sungkono, Bumiayu, Kedungkandang, Kota Malang. (Foto: istimewa)

JATIMTIMES - Produk beras dari empat produsen besar yang tengah disorot dalam kasus dugaan pengoplosan ternyata masih dijual bebas di berbagai toko ritel modern. Temuan peredaran beras oplosan ini terpantau di sejumlah daerah, termasuk Kota Malang dan Kabupaten Blitar.

Adapun keempat produsen yang diperiksa oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri adalah Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group). Perusahaan ini dikenal memproduksi berbagai merek beras populer yang beredar luas di ritel-ritel besar.

Baca Juga : Wabup Beky Dorong Siswa SMK Bijak Bermedsos dan Siap Jadi Wirausaha Muda

Wilmar Group, misalnya, memiliki merek seperti Sania, Sovia, dan Fortune. Sementara PT Food Station Tjipinang Jaya memasarkan beras dengan label FS Japonica, FS Setra Ramos, FS Sego Pulen, FS Sentra Wangi, hingga merek private label seperti Alfamart Sentra Pulen dan Indomaret Beras Pulen Wangi.

Adapun PT Belitang Panen Raya dikenal dengan merek Raja Ultima, Raja Platinum, dan RajaKita untuk kualitas premium, serta merek RAJA untuk varian ekonomis. Sementara Japfa Group memasarkan beras dengan merek Ayana.

Pantauan JatimTIMES di sejumlah ritel modern menunjukkan bahwa beras-beras dari produsen yang diperiksa masih tersedia dan dijual secara terbuka.

Di Alfamart Jl. Mayjen Sungkono, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, produk beras merek Raja Ultima dan Raja Platinum masih terpajang. Kedua varian tersebut tersedia dalam kemasan 5 kg, dengan harga masing-masing Rp 74.500.

Sementara di salah satu gerai Indomaret di kawasan yang sama, terlihat beras merek Sania milik Wilmar Group juga dijual dengan harga Rp 74.500 per 5 kg. Indomaret juga memajang produk beras dari merek sendiri seperti Pulen Wangi dan Larisst dari PT Unifood Candi Indonesia dengan harga yang sama Rp74.500. 

Beberapa merek beras di Alfamart Kabupaten Blitar. (Foto: Binti N Rosidah/JatimTIMES)

Beberapa merek beras di Alfamart Kabupaten Blitar. (Foto: Binti N Rosidah/JatimTIMES)

Temuan serupa juga terjadi di wilayah Kabupaten Blitar. Di Alfamart Aulia Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, produk Raja Ultima, Raja Platinum, dan Setra Ramos dari PT Belitang Panen Raya masih tersedia di rak penjualan, juga dengan harga Rp 74.500 per 5 kg.

Menanggapi hal ini, Direktur Corporate Affairs PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin, memberikan klarifikasi. Ia menyebut bahwa ritel hanya menjual produk beras yang dikirim berdasarkan kontrak resmi dari produsen.

Baca Juga : Samapta Polres Situbondo Luncurkan Inovasi Sistem Registrasi Tamu Digital

"Kita membeli atas satu perjanjian. Di dalam pembelian perjanjian itu jelas tertera berasnya kategori premium. Di dalam perusahaan, membeli atau kontrak kepada produsen, dalam hal ini suplayer maupun prinsipal yang menjual beras kepada kita, jelas beras itu beras premium," ujar Solihin dikutip dari detikcom, Selasa (15/7/2025).

Ia menambahkan, pihaknya telah melayangkan komplain kepada produsen yang diduga melakukan pengoplosan. Jika ada instruksi dari otoritas terkait untuk menarik produk yang terbukti bermasalah, Solihin menyatakan Alfamart siap melaksanakan.

"Kalau ada ketentuan dari siapapun yang berhak menyatakan bahwa produk ini ditarik, saya siap. Tapi sekali lagi, beras itu kan makanan pokok kita, tapi saya juga sebagai peritel nggak mau merugikan masyarakat," tegasnya.

Menurut Solihin, saat ini toko-toko ritel modern tengah menghadapi tantangan serius dalam pemenuhan stok beras. Permintaan konsumen tinggi, namun pasokan dari produsen tidak selalu mencukupi.

Ia menjelaskan bahwa ritel tidak memiliki wewenang untuk mengecek kadar air atau kualitas isi dari beras yang dikemas dan disuplai produsen. Karena itu, tugas pengecekan sepenuhnya berada di tangan aparat penyidik.

"Berkaitan dengan itu (dugaan pengoplosan beras), biarkan lah aparat penyidik, petugas, yang melakukan penyelidikan terhadap (beras) yang dikatakan oplosan. Karena kita sebagai peritel, mohon maaf, kadar airnya seperti apa, bisa nggak kita tahu. Itu kan harus dibuka barangnya, kita kan nggak pernah buka selama ini. Itu dalam kemasan," pungkas Solihin. 


Topik

Peristiwa beras oplosan kasus beras wilmar group



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya

--- Iklan Sponsor ---