JATIMTIMES - Berbicara tentang gangguan kesehatan pada anak, salah satu yang sering dialami adalah batuk berdahak. Batuk berdahak, juga dikenal sebagai batuk produktif, adalah jenis batuk yang disertai dengan produksi dahak atau mukus. Ketika anak mencoba untuk tidur, membuat mukus tertahan di tenggorokan, refleks batuk menjadi lebih kuat pada malam hari. Anak biasanya akan batuk untuk melindungi saluran napas dari partikel atau zat asing. Prevalensi batuk pada anak-anak umumnya cukup tinggi, berkisar 15%.
PAFI dengan alamat website https://pafikotajakartautara.org adalah salah satu organisasi kesehatan terbesar di Indonesia, yang sangat peduli dengan kesehatan masyarakat. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia berusaha dalam meningkatkan profesionalisme anggotanya. Hal ini bertujuan untuk dapat selalu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat.
Baca Juga : Khasiat Daun Sirsak vs Daun Kelor untuk Tumor, Mana yang Lebih Ampuh?
Organisasi kesehatan PAFI aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab batuk berdahak pada anak, serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya.
Apa saja faktor penyebab terjadinya batuk berdahak pada anak?
Pada umumnya, batuk berdahak pada anak adalah kondisi di mana anak mengalami batuk yang disertai keluarnya lendir atau dahak dari saluran pernapasan, seperti paru-paru dan tenggorokan. Batuk ini merupakan respons tubuh untuk mengeluarkan lendir yang menumpuk akibat iritasi atau infeksi pada saluran pernapasan. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya batuk berdahak pada anak yang perlu diperhatikan meliputi:
1. Adanya infeksi virus
Infeksi virus adalah penyebab paling umum batuk berdahak pada anak. Virus seperti rhinovirus, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan adenovirus sering menyerang saluran pernapasan atas dan bawah anak. Infeksi ini menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan, yang memicu produksi lendir berlebih sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Lendir yang menumpuk ini kemudian menyebabkan batuk berdahak untuk membersihkan saluran napas. Contoh penyakit yang sering menyebabkan batuk berdahak adalah flu biasa, bronkiolitis, dan pilek.
2. Adanya infeksi bakteri
Selain virus, infeksi bakteri juga dapat menyebabkan batuk berdahak pada anak, terutama jika infeksi virus tidak ditangani dengan baik dan berkembang menjadi infeksi sekunder. Bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Mycoplasma pneumoniae dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia, bronkitis, dan sinusitis. Infeksi bakteri biasanya menyebabkan lendir yang lebih kental dan berwarna (kuning, hijau, atau bahkan berdarah), serta gejala yang lebih berat seperti demam tinggi dan kesulitan bernapas.
3. Alergi
Alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu hewan, atau zat lain di lingkungan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran pernapasan anak. Reaksi alergi ini memicu produksi lendir berlebih yang menyebabkan batuk berdahak. Batuk akibat alergi biasanya berlangsung lama dan sering muncul bersamaan dengan gejala lain seperti hidung tersumbat, bersin, dan mata berair.
4. Iritasi saluran pernapasan
Paparan zat iritan seperti asap rokok, polusi udara, debu, bahan kimia, atau asap kendaraan dapat mengiritasi saluran napas anak. Iritasi ini memicu produksi lendir sebagai respons tubuh untuk melindungi saluran napas. Anak yang sering terpapar asap rokok atau polusi cenderung mengalami batuk berdahak yang kronis dan lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan.
5. Kondisi medis lainnya
Faktor terakhir yang menyebabkan batuk berdahak pada anak adalah kondisi medis tertentu seperti adanya asam lambung naik atau GERD. Pada beberapa anak, terutama bayi, naiknya asam lambung ke tenggorokan (refluks) dapat menyebabkan iritasi pada saluran napas bagian atas. Iritasi ini memicu batuk berdahak sebagai refleks tubuh untuk membersihkan lendir dan asam yang masuk ke saluran napas. Refluks juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di dada dan sering kali disertai muntah atau regurgitasi.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati batuk berdahak pada anak?
PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab utama dari batuk berdahak pada anak. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala batuk berdahak pada anak serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
Baca Juga : Resep Sirsak dan Madu untuk Terapi Kanker sebagai Pengobatan Alami
1. Bisolvon kids
Bisolvon kids adalah obat yang akan diresepkan oleh apoteker. Obat ini mengandung bromhexine yang berfungsi mengencerkan dahak yang lengket di saluran pernapasan sehingga lebih mudah dikeluarkan. Tersedia dalam bentuk sirup rasa strawberry bebas gula, cocok untuk anak usia 2 tahun ke atas.
2. Bodrexin herbal batuk
Obat herbal ini yang mengandung jahe, daun cengkeh, daun sirih, daun mint, thymi, akar manis, dan madu. Bahan-bahan ini membantu mengencerkan dan mengurangi dahak serta membunuh bakteri atau virus penyebab batuk. Untuk dosisnya, apoteker akan meresepkan untuk anak usia 2–5 tahun hanya ½ saset, 3 kali sehari. Sedangkan untuk anak usia 5–12 tahun, cukup 1 saset, 3 kali sehari.
3. OB herbal junior
OB herbal junior merupakan sirup herbal yang mengandung ekstrak madu, jahe, thymi herba, dan bahan alami lainnya. Selain meredakan batuk berdahak, juga menghangatkan tenggorokan. Untuk dosisnya, apoteker akan meresepkan, untuk usia 6–12 tahun hanya 10 ml (2 sendok takar), 3 kali sehari.
Selain mengonsumsi obat-obatan yang telah direkomendasikan, beberapa cara lain untuk mengurangi gejala batuk berdahak pada anak adalah mengonsumsi air hangat yang ditambah madu atau sup kaldu ayam membantu mengencerkan dahak. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai.
Dapatkan informasi kesehatan serta layanan farmasi gratis dengan mengunjungi pafikotajakartautara.org melalui smartphone Anda.