JATIMTIMES - Setelah aksi demonstrasi di Kota Malang berujung ricuh, gelombang penolakan terhadap pengesahan Undang-Undang (UU) TNI berlanjut ke Surabaya. Mahasiswa dan masyarakat sipil dijadwalkan menggelar unjuk rasa di depan Gedung Grahadi, Senin (24/3/2025) mulai pukul 14.00 WIB.
Aksi ini akan mengusung dress code serba hitam sebagai simbol perlawanan. Warga juga diimbau untuk menghindari Jalan Gubernur Suryo karena berpotensi terjadi kemacetan akibat konsentrasi massa.
Dalam aksi di Surabaya, para demonstran membawa delapan tuntutan sebagai berikut, sebagaimana dikutip akun Instagram @bara.api._.
• Menolak revisi UU TNI
• Menolak perluasan peran TNI di ranah sipil
• Menolak keterlibatan TNI dalam dunia siber
• Membubarkan komando teritorial
• Menarik seluruh pasukan militer dari Papua
• Mengembalikan TNI ke barak
• Merevisi sistem peradilan militer
• Melarang perwira aktif TNI menduduki jabatan sipil
Seruan aksi ini juga menggema di media sosial. Akun @bara.api._ menyerukan, "Pukul Mundur TNI Kembali ke Barak, militerisme, lawan, lawan, lawan dan hancurkan!".
Sehari sebelumnya, ratusan massa turun ke jalan di Kota Malang untuk menyuarakan penolakan terhadap revisi UU TNI. Aksi yang digelar di depan Gedung DPRD Kota Malang itu awalnya berlangsung damai, sebelum akhirnya berujung kericuhan.
Sekitar pukul 18.20 WIB, massa mulai melempar petasan dan bom molotov ke arah gedung DPRD. Mereka juga membakar ban di depan gedung. Tak hanya itu, sejumlah barang dan rongsokan di dalam gedung ikut dibakar oleh massa aksi.
Petugas keamanan yang berjaga menjadi sasaran lemparan, memicu upaya pembubaran massa. Sekitar pukul 18.40 WIB, aparat berhasil memukul mundur demonstran dan mengendalikan situasi. Beberapa demonstran bahkan ada yang turut diamankan buntut ricuh tersebut.
Hingga saat ini di media sosial ramai unggahan beberapa massa aksi di Malang yang diduga mengalami kekerasan. Seperti diunggah akun Instagram @grasroot.id, seorang pria mengalami pecah bibir hingga berlumuran darah di bagian mulut. Selain itu, video lain juga menunjukkan seorang polisi diduga memukuli massa demo di balik mobil menggunakan baton stick.