JATIMTIMES - Dari kota kecil yang terkenal dengan pesona alamnya, Pacitan kini mencatatkan nama dalam dunia kuliner berkat inovasi unik pengolahan ikan lele oleh FISHKING. UMKM yang digagas oleh Fyantina Eka Priliawati ini berhasil mengolah lele secara berkelanjutan dengan konsep zero waste, menciptakan produk bernilai tinggi yang siap bersaing di pasar global.
Selama ini, ikan lele sering hanya dimanfaatkan dagingnya, sementara bagian lain seperti tulang, kulit, dan kepala dibuang sebagai limbah. Namun bagi Fyantina atau yang akrab disapa Fyan, semua bagian lele memiliki potensi besar jika diolah dengan cara yang tepat.
Baca Juga : Waspada! BMKG Prediksi Angin Kencang Masih Terjang Jawa Timur hingga 9 Februari 2025
Berbekal ilmu dari latar belakang pendidikan di bidang Ilmu dan Teknologi Pangan, Fyan mengembangkan berbagai inovasi produk berbasis ikan lele.
"Kalau biasanya kulit dan tulang itu jadi limbah, di FISHKING keduanya jadi bahan baku produk. Tulang lele itu tinggi kandungan kalsium dan proteinnya, sedangkan kulit lele banyak mengandung asam lemak omega-3. Zat-zat tersebut sangat bermanfaat untuk tubuh manusia. Bayangkan, makan kerupuk tapi dapat manfaat seperti minum susu," jelas Fyan.
Beberapa produk unggulan FISHKING antara lain Abon Lele, Kerupuk Tulang Lele (TuLe), Keripik Kulit Lele (KuLe), serta Biskuit dan Cookies berbahan dasar tepung ikan lele. Produk-produk ini bukan hanya lezat, tetapi juga kaya akan gizi yang baik untuk kesehatan.
![Ragam produk FISHKING, mulai dari abon, keripik dan lainnya yang berbahan dasar lele. (Foto: istimewa)](https://risetcdn.jatimtimes.com/images/2025/02/06/7a83dccb0b0d.jpg)
Ragam produk FISHKING, mulai dari abon, keripik dan lainnya yang berbahan dasar lele. (Foto: istimewa)
Selain itu, Fyan juga menerapkan prinsip zero waste production. Setiap bagian lele, termasuk darah dan jeroan yang biasanya mencemari lingkungan, diolah menjadi pupuk organik cair yang mendukung pertanian organik. Dengan pendekatan ini, FISHKING tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga membantu menjaga kelestarian lingkungan.
"Fokus kami adalah memanfaatkan semua bagian lele - termasuk tulang, kepala, dan kulit ikan lele yang seringkali terbuang. Karena bagian-bagian yang biasanya terbuang itu justru sumber gizi yang potensial. Misalnya, tulang ikan lele itu mengandung kalsium yang tinggi. Untuk darah dan jeroan juga kami olah maksimal agar tidak mencemari lingkungan. Dibuat pupuk organik cair untuk mendukung pertanian organik yang terintegrasi," jelas Fyan.
Keberhasilan FISHKING tidak terlepas dari kerja sama dengan berbagai pihak. Dimana UMKM ini telah menjalin kolaborasi dengan PLUT Kabupaten Pacitan, Dinas Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian UMKM. Dukungan dari akademisi seperti Prof. Dr. Clara Koesharto, MSc. dari IPB University juga turut memperkuat pengembangan produk inovatif FISHKING.
"Kolaborasi yang erat ini bukan hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menjadi nilai tambah yang signifikan bagi semua pihak yang terlibat," lanjut Fyan.
Baca Juga : Tahun 2025 Asuransi Optimis Bisa Dukung Pertumbuhan Ekonomi Digital di Jatim dan Indonesia
Kini, FISHKING bersiap untuk ekspansi internasional. Produk-produk olahannya akan segera diekspor ke Timor Leste dan direncanakan menjangkau pasar ASEAN.
Pengalaman positif juga dirasakan oleh konsumen lokal seperti Putri Meliana dari Bekasi. "Iya, saya telah mencoba kerupuk juga keripik produk dari FISHKING, rasanya enak dan setelah saya baca-baca memang kandungan dari ikan lele ini tidak hanya pada daging ya, tetapi tulang juga durinya bisa dimakan. Bahkan, saya juga merekomendasikan produk ini ke saudara-saudara dan teman-teman saya yang sekiranya membutuhkan," ungkap Putri.
Meski sebagian besar proses produksi masih dilakukan secara manual, Fyan memastikan bahwa timnya memiliki keterampilan dan ketelitian tinggi dalam mengolah lele menjadi berbagai produk bernilai tinggi.
Proses mengolah FISHKING ini dimulai dengan membersihkan dan memfillet lele, lalu memisahkan bagian daging, tulang, dan kulitnya. Kemudian daging diolah menjadi abon, tulang menjadi kerupuk, dan kulit menjadi keripik.
Produk-produk FISHKING kini dapat ditemukan di berbagai mini market, swalayan, serta pusat oleh-oleh di Pacitan dan wilayah Jawa Timur. Untuk menjangkau pasar lebih luas, FISHKING juga hadir di berbagai platform toko online dan dapat dikirim ke seluruh Indonesia.
Dengan semangat inovasi dan keberlanjutan yang terus digaungkan, Fyan berharap FISHKING mampu menjadi ikon produk lokal Pacitan yang mendunia. "Kami ingin FISHKING tidak hanya menjadi bisnis, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," tutup Fyan.