JATIMTIMES - Di zaman yang sudah modern ini, berpacaran dianggap sebagai hal yang sangat biasa dilakukan oleh para remaja.
Bahkan, tak jarang anak yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) sudah mulai merasakan apa itu pacaran.
Baca Juga : Benarkah Gaji 13 dan 14 PNS Dihapus? Ini Faktanya Menurut Pemerintah
Terkadang, orang tua pasti khawatir ketika anak-anak mulai menyukai lawan jenis hingga berpacaran. Sebab menurut orang tua, anak yang masih duduk di bangku sekolah belum memiliki bekal yang cukup untuk melakukan pacaran.
Berbicara mengenai pacaran, lantas di umur berapakah anak mulai diperbolehkan untuk berpacaran? Apakah saat masa SMP? atau ketika sudah memasuki masa SMA?
Dari pada bingung, mending langsung aja dengerin saran Psikolog anak mengenai umur ideal anak bisa mulai berpacaran berikut ini.
Di Umur Berapa Anak Bisa Berpacaran?
Melansir Saba News, Jovita Maria Ferliana M.Psi, psikolog anak, remaja dan keluarga menjelaskan bahwa usia yang dimaksud bukanlan pada persoalan angka.
"Kita lihat bahwa tingkat kedewasaan dia (remaja, red) seperti apa. Kedewasaan dia secara psikologi, secara mental, rasa tanggung jawab dan sebagainya sudah pada di kategori mana,” ujarnya, dikutip Kamis (6/2/2025).
Jovita menguraikan, ada anak remaja yang masih berumur 18 tahun, tetapi ternyata lebih dewasa dari anak remaja umur 20 tahun. Atau malah kebalikannya, ada anak remaja berumur 18 tahun, tetapi masih kekanak-kanakan usia mentalnya.
“Nah itu kita perlu pertimbangkan, sehingga tidak ada patokan usia yang tepat,” jelas Jovita.
Baca Juga : Rekomendasi Aplikasi Dating Aman, Para Jomblo Merapat!
Lebih lanjut Jovita mengungkap jika memang ada hasil penelitian yang menunjukkan memang pada usia 18 tahun itu seseorang sudah mengalami yang namanya kematangan remaja.
Namun meskipun demikian, Jovita mengingatkan agar orang tua perlu menelaah apakah anak sudah memiliki bekal yang cukup untuk berpacaran atau belum.
“Tapi kita perlu lihat lagi, yang pertama apakah rasa tanggung jawabnya sudah ada apa belum?” ucapnya.
Kemudian berikutnya, Jovita mengatakan , si anak harus bisa konsisten dan bisa mengatur serta mempunyai prinsip yang baik buat dirinya sendiri.
“Kemudian bisa terbuka dengan orangtua. Punya kedisiplinan diri enggak dan sebagainya Itu semua perlu ada di dalam ranah remaja,” pungkasnya.
