JATIMTIMES - Mahasiswa salah satu kampus swasta di Malang berhasil menciptakan sebuah inovasi berbasis Internet of Things (IoT) yang diberi nama Automatic Briket Maker. Alat ini dirancang untuk mengolah limbah kayu menjadi briket, sebagai salah satu solusi energi alternatif yang ramah lingkungan.
Dengan memanfaatkan teknologi IoT, alat ini mampu bekerja secara otomatis dan efisien, menjadikannya inovasi unggulan dalam Industrial Engineering Expo.
Proyek ini bermula dari pengalaman para mahasiswa saat melakukan praktikum terintegrasi di sebuah pabrik mebel. Lucky Argo Bramantyas, salah satu anggota tim pengembang, mengungkapkan bahwa banyaknya limbah kayu yang tidak terpakai di pabrik menjadi inspirasi mereka untuk menciptakan alat ini.
“Fungsi utama alat ini adalah mencetak dan menekan adonan briket dari bahan baku limbah kayu, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi limbah yang selama ini terabaikan,” jelas Lucky.
Keunikan Automatic Briket Maker terletak pada pengembangan teknologi IoT yang diterapkan. Dengan memanfaatkan mikrokontroler ESP 32 yang terhubung ke software Blynk, alat ini memungkinkan pengguna untuk mengendalikan proses produksi briket secara otomatis melalui perangkat lunak. Selain itu, alat ini dilengkapi fitur pemotong otomatis yang bekerja sesuai gerakan dinamo, sehingga setiap briket yang dihasilkan memiliki ukuran konsisten, yakni 5 cm.
“Proses coding untuk mengintegrasikan mikrokontroler dengan software sempat menjadi tantangan besar. Namun, dengan kerja sama tim, kami berhasil memastikan sistem dapat berfungsi dengan baik,” tambah Lucky.
Dari segi efisiensi, alat ini hanya membutuhkan daya sebesar 110V-220V, menjadikannya hemat energi sekaligus ramah lingkungan. Fitur otomatis ini juga mempermudah operasional, sehingga pengguna hanya perlu memastikan bahan baku tersedia tanpa harus terlibat langsung dalam proses produksi.
Seperti inovasi lainnya, tim ini menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam menyempurnakan prototipe agar dapat beroperasi secara maksimal. Selain tantangan pada sistem pemrograman, uji coba awal sering mengalami kegagalan. Meski demikian, kerja keras dan dedikasi tim berhasil membawa alat ini hingga tahap finalisasi.
Baca Juga : Jelang Libur Panjang, Keterisian Hotel di Kota Malang Hampir Penuh
Ke depannya, Lucky dan tim berencana untuk menambahkan fitur tambahan seperti pembuat adonan otomatis, pemotong horizontal, dan sensor berat. “Sensor berat ini nantinya akan menghentikan mesin secara otomatis jika bahan baku habis, sehingga alat dapat beroperasi lebih efisien,” ujar Lucky.
Alat ini tidak hanya menghadirkan solusi praktis untuk memanfaatkan limbah kayu, tetapi juga memiliki potensi besar dalam mendukung transisi energi ramah lingkungan di Indonesia. Dengan mengurangi ketergantungan pada energi berbasis batubara, Automatic Briket Maker dapat menjadi salah satu langkah konkret menuju pencapaian target Indonesia Emas 2045.
“Kami berharap inovasi ini dapat terus dikembangkan dan menjadi alternatif sumber energi yang ramah lingkungan. Limbah kayu yang sebelumnya tidak terpakai kini bisa menjadi solusi berkelanjutan,” tutup Lucky.
Inovasi yang diciptakan oleh mahasiswa ini tidak hanya membuktikan kemampuan generasi muda Indonesia dalam memanfaatkan teknologi modern, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka dalam menciptakan masa depan yang lebih baik melalui solusi yang ramah lingkungan.