JATIMTIMES - Paguyuban Pedagang Pasar Kota Malang (P3KM) berencana untuk menjembatani paguyuban pedagang di Pasar Besar Malang. Hal itu lantaran saat ini, meskipun persiapan perbaikan Pasar Besar terus berproses, masih ditemukan adanya gelombang penolakan atas rencana tersebut.
Sehingga, upaya tersebut dimaksudkan agar rencana untuk merevitalisasi Pasar Besar, dapat berlangsung dengan lancar. Ketua P3KM Mus Mulyadi mengatakan bahwa pihaknya menaruh perhatian besar pada situasi yang dihadapi pedagang baru-baru ini.
Baca Juga : Pj Wali Kota Malang Optimis Raih 162 Emas di Porprov IX Jatim
“Memang jadi atensi kami. Di sini dua kubu, satu yang mau bongkar total dan ada yang tidak mau. Keduanya di bawah organisasi kami di P3KM. Maka tentu kami akan turun ikut jembatani,” tegas Mulyadi.
Dirinya mengaku memahami apa yang menjadi keinginan para pedagang. Baik kubu yang telah menyatakan bersepakat untuk dilakukan pembongkaran total maupun pihak yang masih keberatan jika revitalisasi Pasar Besar harus diawali dengan pembongkaran total.
Meski begitu ia berpandangan hal ini bisa disepakati dengan tujuan untuk kepentingan bersama. Di sinilah dibutuhkan pertemuan atau pembahasan kekeluargaan yang melibatkan segala pihak yang berkaitan.
“Memang lebih baik Pj langsung mengumpulkan semuanya yang terkait. Termasuk kami dilibatkan, kami siap. Nanti pasti ketemu titik terangnya. Tapi memang dalam waktu dekat kami akan adakan pertemuan di PBM. Sebisa mungkin nanti saya akan bertemu dengan pimpinan kedua paguyuban ini,” tutur Mulyadi.
Informasi didapat JatimTIMES, terdapat dua paguyuban pedagang di Pasar Besar Malang. Yakni Paguyuban Pedagang Pasar Besar Malang (P3BM) dan Himpunan Pedagang Pasar Besar Malang (Hippama).
Keduanya diketahui memiliki keinginan yang berbeda terkait revitalisasi Pasar Besar. Humas Hippama, Agus Priambodo mengatakan bahwa pihaknya menginginkan perbaikan Pasar Besar dilakukan pada lantai dasar saja. Perbaikan tersebut meliputi penggantian keramik, pengecatan ulang bedak maupun bangunan. Kemudian instalasi kelistrikan juga diganti agar lebih aman.
Baca Juga : Melihat Kesiapan KONI Kota Malang Tatap Porprov IX Jatim 2025
"Kalau perbaikan saja kan tidak terlalu lama direlokasi, dibanding membongkar atau membangun ulang. Mungkin paling lama satu tahun, kalau bongkar itu bisa sampai dua tahun," terang dia.
Dalam hal ini, pihaknya juga khawatir jika pengerjaan dilakukan dalam waktu yang lama, akan mempengaruhi omzet pedagang, terlebih jika sampai menurun. Sedangkan untuk lantai dua yang merupakan bekas Mal Matahari. Hippama mengusulkan bisa dipakai untuk food court dan pusat jual beli handphone. Sedangkan untuk lantai tiga atau paling atas. Agus mengatakan, bisa digunakan untuk perkantoran.
"Intinya kami tetap berpegang tidak ada pembongkaran. Usulan kami yang ini berharap bisa didengar pemkot," pungkas dia.
Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan menyampaikan dalam waktu dekat akan ada pertemuan lanjutan dengan para paguyuban pedagang baik P3BM dan Hippama. Menurutnya, ini merupakan upaya untuk mendengarkan lebih detail kemauan para pedagang.
