JATIMTIMES - Gunung Marapi meletus menjadi trending dalam penelusuran Google. Berdasarkan pemantauan selama 24 jam, Rabu (22/1/2025) mulai pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, laman Magma Indonesia melaporkan terjadinya erupsi Gunung Marapi dengan 2 kali gempa letusan, amplitudo 28,8-30,7 mm dan lama gempa 25 sampai 30 detik.
Menurut laporan petugas pantau Gunung Marapi Teguh Pramono, sebagaimana dikutip dari laman resmi Magma ESDM, saat terjadi erupsi, kolom asap di gunung Kabupaten Kota Agam, Tanah Datar, Sumatera Barat tersebut tidak teramati karena tertutup kabut.
Gunung Marapi, dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl), saat ini berada pada status waspada level II. Cuaca di sekitar Gunung Merapi pada periode pengamatan dilaporkan berawan hingga hujan, dengan suhu udara berkisar antara 16,4 hingga 18,7 derajat Celsius. Tingkat kelembapan mencapai 69,4-99,3%, sementara tekanan udara berada di antara 637,5-638 mmHg. Volume curah hujan tercatat sebesar 2,8 mm per hari.
"Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 100-400 meter dari puncak. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah tenggara, barat daya dan barat laut," tulis Teguh, dikutip Kamis (23/1/2025).
Selain itu, terjadi berbagai jenis aktivitas kegempaan di Gunung Marapi selama Rabu (22/1/2025). Di antaranya 2 kali tremor non-harmonik dengan amplitudo 4.5-8 mm, dan lama gempa 200-265 detik.
Juga terjadi 2 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 1.7-3.7 mm, dan lama gempa 10 detik. Gunung Marapi juga alami 3 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 1.5-5 mm, S-P 0.5-1.2 detik dan lama gempa 10-13 detik.
"1 kali gempa tektonik Lokal dengan amplitudo 4 mm, S-P 4 detik dan lama gempa 18 detik. Serta 1 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 7.5 mm, S-P 18.3 detik dan lama gempa 63 detik," demikian laporan Teguh.
Untuk menjaga keselamatan masyarakat, Teguh memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Masyarakat di sekitar G. Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat erupsi (kawah verbeek) G. Marapi.
Baca Juga : Tebing Longsor di Nglurup Tulungagung, Akses Desa Lumpuh
2. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Marapi tetap mewaspadai potensi/ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
3. Jika terjadi hujan abu, maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker
penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).
4. Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah.
5. Pemerintah Daerah Kota Bukit Tinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan G. Marapi di Jl Prof Hazairin No.168 Bukit Tinggi untuk
mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas G. Marapi.
Baca Juga : Intensitas Hujan Tinggi, Dua Desa di Karangrejo Tulungagung Tergenang Banjir
6. Masyarakat dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Marapi melalui website Badan Geologi https://geologi.esdm.go.id,website PVMBG https://vsi.esdm.go.id,website Magma Indonesia https://magma.esdm.go.id,aplikasi Magma indonesia yang dapat di unduh di Google Playstore,atau melalui media sosial PVMBG facebook,twitter,dan instagram @pvmbg_).
Dengan kondisi aktivitas yang masih intens, masyarakat di sekitar kawasan Gunung Marapi diimbau untuk tetap mematuhi rekomendasi yang diberikan demi keselamatan bersama.