JATIMTIMES - Sepekan dilantik, Kapolres Malang AKBP Danang Setyo Pambudi Sukarno mengawali masa tugasnya dengan melakukan kunjungan ke Pesantren Rakyat Al-Amin di Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Selasa (21/1/2025). Kunjungan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus diskusi terkait isu-isu penting di masyarakat.
Setelah dilantik pada 14 Januari 2025 sebagai Kapolres Malang, AKBP Danang mendapat sambutan hangat di pesantren tersebut. Iringan sholawat banjari, gamelan Jawa, dan atraksi silat Pagar Nusa menjadi penghormatan khusus atas kedatangannya.
Foto bersama kunjungan Kapolres Malang yang baru, AKBP Danang Setyo Pambudi Sukarno di Pesantren Rakyat Al-Amin. (Foto: istimewa)
Baca Juga : Deklarasikan Rumah Ibadah Ramah Anak, Pemkot Kediri Optimis Raih Predikat KLA Tingkat Nindya
Dalam kesempatan ini, Kapolres Malang diterima langsung oleh Pengasuh Pesantren Rakyat Al-Amin, KH. Abdullah SAM bersama tokoh agama, masyarakat, santri, dan berbagai elemen pesantren. Beberapa tokoh penting seperti Ketua PC Pagar Nusa Kabupaten Malang, Saiful Anam, Dewan Pembina PSHT Kabupaten Malang, Kabid SD Dinas Pendidikan, dan perwakilan Ansor dan Banser turut hadir.
Suasana akrab mewarnai pertemuan tersebut. KH. Abdullah SAM menyampaikan apresiasinya kepada Kapolres Malang atas kesediaannya mengunjungi pesantren. Dalam perbincangan santai, kiai yang akrab dipanggil Kyai Sableng ini memberikan pandangan menarik tentang konsep "saleh" seorang polisi.
“Pak Kapolres, saleh itu bukan anak yang hanya pintar ngaji, tetapi yang pantas. Seperti salehnya seorang polisi dalam sebuah pengajian, datangnya harus terakhir dan pulangnya harus lebih awal karena harus terdepan dalam penjagaan dan pengawalan. Jangan malah terbalik saking khusuke (terlalu khusyuk) jadi keliru,” ujar KH. Abdullah sambil berseloroh, yang disambut tawa hangat hadirin.
Suasana diskusi Kapolres Malang yang baru, AKBP Danang Setyo Pambudi Sukarno di Pesantren Rakyat Al-Amin. (Foto: istimewa)
Selain itu, KH. Abdullah memperkenalkan berbagai tokoh penting yang hadir, termasuk dari perguruan silat besar, Pagar Nusa dan PSHT, yang sebelumnya pernah menanam pohon perdamaian di Pesantren Rakyat pada 2023. “Biarkan yang sana-sana ada konflik, yang penting di Kabupaten Malang ini aman,” tegas pengasuh yang juga Wakil Direktur Pesantren Center Nusantara.
KH. Abdullah SAM memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan beberapa isu serius, seperti kekerasan terhadap anak, kriminalisasi guru, dan pelecehan seksual. Ia menyoroti pentingnya perlindungan tidak hanya untuk murid atau santri, tetapi juga untuk guru dan ustaz.
"Perlindungan anak sudah berjalan, tapi sekarang yang perlu perhatian khusus adalah perlindungan guru dan ustaz. Ada kiai yang harus berurusan dengan kepolisian karena kasus kekerasan. Ini membuat kami para pengasuh pesantren merasa was-was," ungkapnya.
KH. Abdullah mengusulkan agar Polres Malang mengadakan program preventif, seperti penyuluhan kepada para guru, untuk menekan angka kekerasan dan memberikan edukasi. Dengan lebih dari 750 pesantren di Kabupaten Malang, satu kasus saja dapat menimbulkan keresahan luas di masyarakat.
"Perlindungan anak, murid dan santri ini sebenarnya telah berjalan, tetapi sekarang yang perlu adalah perlindungan guru dan ustad," kata pria yang akrab disapa Kyai Sableng itu.
Dia juga mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu sampai ada pengasuh pondok atau kiai yang harus ke polres karena ada kasus kekerasan dengan santrinya atau guru dengan muridnya. "Saya dan kiai-kiai lain yang mengasuh pesantren ini betul-betul was-was jika tidak ada perlindungan dari kepolisian", keluhnya.
Baca Juga : Dorong Pendapatan Pajak Hingga Pariwisata Daerah, Dua Pemda Ini Dihadiahi CSR Bank Jatim
Dari beberapa kasus yang telah terjadi, perlu segera ada tindakan pencegahan. "Misalkan ada kegiatan preventif yang dilakukan oleh polres beserta jajarannya kepada para guru agar bisa menekan angka kekerasan ini dan bisa menjadi edukasi," kata Abdullah.
Sebagai informasi, di Kabupaten Malang ini kurang lebih ada 750 pesantren. Apabila ada 1 kasus saja dampaknya akan timbul keresahan banyak pondok dan banyak orang. "Tapi memang kita sadari para ustaz-ustaz muda secara kejiwaan masih banyak yang lost kontrol. Jadi harus ada pembinaan yang holistik," terang Abdullah.
Masih menurut Pengasuh Pesantren Rakyat, pertemuan dengan Kapolres Malang kali ini akan menjadi kolaborasi yang bagus. "Di sini ada pengacara, kepolisian, organisasi masyarakat dan sejumlah stakeholder lainnya. Bisa ada tindak lanjut dari apa yang telah didiskusikan ini," harapnya.
Sehubungan dengan usulan itu, KH. Abdullah SAM bersama pengurus PC ISNU Kabupaten Malang sebenarnya telah melaksanakannya di 3 pesantren. "ISNU ini ada program penyuluhan hukum di pesantren-pesantren kolaborasi dengan Kompak Law dan beberapa lembaga bantuan hukum lainnya," ungkap Abdullah.
Di lain sisi, pengasuh Pesantren Rakyat juga menyoroti aksi kekerasan seksual kepada anak atau remaja. Hingga tersiar sebuah data yang cukup mencengangkan dari BKKBN RI, bahwa 72% anak usia 15 tahun telah banyak yang melakukan hubungan seksual. Bahkan, baru-baru ini ada informasi hingga video viral warung kopi pangku di daerah Gondanglegi, Kabupaten Malang atau mungkin juga di daerah-daerah lainnya.
"Saya kira dua hal ini barangkali bisa menjadi fokus dari Polres Malang. Bagaimana solusi dan kolaborasi dengan para penggerak di masing-masing lini," tandasnya.
Kapolres Malang, AKBP Danang merespons positif usulan tersebut. Ia mengungkapkan rencana untuk memulai program sosialisasi terkait kekerasan anak di pondok pesantren. Salah satu bentuknya adalah menjadikan personel kepolisian sebagai pembina upacara di pesantren.
"Memang perlu kita sadari bahwa perkembangan anak sekarang ini lebih cepat secara fisik, tetapi perkembangan mentalnya belum atau tidak mengikuti," sahut lulusan terbaik kedua Akademi Kepolisian (AKPOL) tahun 2004 itu.
Kapolres Malang pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling bersinergi dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan. "Mari bersama saling kontrol terkait fenomena yang ada di masyarakat," pinta Danang.