JATIMTIMES - Kecemasan adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pasien anak-anak (pediatrik) yang akan menjalani prosedur medis, terutama operasi. Fenomena ini sering meninggalkan dampak psikologis yang tidak hanya menambah beban mental pasien kecil, tetapi juga dapat memengaruhi pengalaman mereka di rumah sakit untuk waktu yang lama.
Sebagai jawaban atas masalah tersebut, tiga tenaga medis dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) menciptakan inovasi dengan memanfaatkan teknologi virtual reality (VR) untuk meredakan kecemasan anak-anak usia lima hingga 12 tahun yang akan menjalani prosedur medis.
Baca Juga : Gencarkan Penyuluhan Cegah Kenakalan Remaja, Polres Tulungagung Sambangi SMPN 1 Rejotangan
Inovasi yang diberi nama "Virtual Reality (VR) sebagai Pendekatan Inovatif Untuk Mengurangi Kecemasan Anak Selama Prosedur Operasi" ini dipamerkan dalam rangkaian acara Dies Natalis Ke-51 FK UB. Inovasi ini merupakan hasil kerja sama antara Buyung Hartiyo Laksono, Rudy Vitraludyono, dan dr. Dewi Arum Sawitri SpAn dari Departemen Anestesi FK UB.
Menurut dr Dewi Arum Sawitri, penggunaan VR sebagai alat distraksi (pengalihan perhatian) telah terbukti efektif untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien pediatrik. "Sekitar 60 persen pasien anak-anak yang menjalani operasi mengalami kecemasan yang berlebihan, yang bisa mengarah pada trauma. Dengan VR, mereka bisa teralihkan dari rasa takut dan cemas," ungkapnya.
Dalam praktiknya, VR yang dipasangkan pada pasien anak akan menampilkan tayangan video yang disukai oleh anak, sehingga mereka dapat merasa lebih nyaman dan terhibur sebelum menjalani operasi. Penggunaan VR ini dilakukan sebelum pemberian anestesi dan dilepas setelah pasien tertidur. Dengan begitu, pasien akan mengalami pengurangan kecemasan yang signifikan.
Hasil dari penggunaan teknologi ini sangat menggembirakan. Berdasarkan pengukuran menggunakan YPAS (Youth Preoperative Anxiety Scale), tingkat kecemasan pasien anak-anak yang menggunakan VR sebelum operasi mengalami penurunan yang sangat signifikan, dari skor 5,8 menjadi 1,53.
Baca Juga : 10 Keterampilan yang Paling Dibutuhkan di Masa Depan, Versi Forum Ekonomi Dunia
Inovasi ini telah diuji coba di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang selama lebih dari satu tahun dan mendapatkan respons positif dari pasien serta orang tua pasien. "Tidak hanya mengurangi kecemasan, tetapi penggunaan VR ini juga membantu mengurangi memori buruk pasien anak tentang rumah sakit dan prosedur medis yang mereka jalani," tambah dr Dewi.
Dengan adanya inovasi ini, harapan akan terciptanya pengalaman medis yang lebih positif bagi pasien anak-anak semakin nyata. Teknologi VR tidak hanya membawa manfaat dalam dunia hiburan, tetapi kini juga telah terbukti memberikan dampak besar dalam bidang kesehatan, khususnya dalam mengurangi kecemasan pada pasien muda yang membutuhkan prosedur medis.