JATIMTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) turut berkomitmen dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia unggul berdaya saing global. Komitmen ini diwujudkan dalam satu kegiatan strategis, yakni seminar nasional menghadirkan Anggota DPR RI Fraski PAN Kapoksi Komisi XII yang juga alumni Unisma, Aqib Ardiansyah MSi dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) H Abdul Qadir Karding SPi, MSi, Sabtu (11/1/2025) di Gedung Pascasarjana Unisma.
Rektor Universitas Islam Malang (Unisma), Prof. Drs. Junaidi Mistar, Ph.D., menegaskan komitmen kampusnya untuk terus melangkah menuju predikat World Class University (WCU). Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah memperkuat program internasionalisasi di berbagai bidang, terutama pendidikan, untuk menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing global.
Dalam aspek pendidikan dan pembelajaran, Unisma telah melaksanakan dua program unggulan internasional, yaitu international credit transfer dan program double degree. Melalui program ini, mahasiswa Unisma diberi kesempatan menempuh studi di perguruan tinggi luar negeri dan kemudian mengonversi hasil belajarnya ke dalam sistem pendidikan di Unisma. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman global.
Baca Juga : Heboh Soal Mobil Pelat RI 36 Dikawal Patwal dengan Arogan, Budi Arie: Bukan Punya Saya
Tidak hanya pada sektor pendidikan, Unisma juga menunjukkan kepeduliannya pada pemberdayaan sumber daya manusia Indonesia melalui rencana pendirian Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (P4MI). Unit ini akan berada di bawah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Relevansi Pendidikan (LP2RP), yang juga memiliki Career Development Center (CDC).
Prof. Junaidi menjelaskan, unit ini akan mengadakan program peningkatan keterampilan teknis (upgrading dan upskilling) bagi calon pekerja migran Indonesia. Selain itu, aspek spiritualitas dan religiusitas juga menjadi perhatian utama.
“Penguatan jiwa kebangsaan menjadi hal penting yang sering terabaikan dalam mempersiapkan pekerja migran kita. Kami ingin mereka tidak hanya bekerja untuk kebutuhan ekonomi, tetapi juga menjadi duta dakwah dan pembawa nilai-nilai keagamaan di luar negeri,” ungkapnya.
Untuk mendukung operasional unit ini, Unisma akan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia di Jawa Timur. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) juga direncanakan untuk memastikan program ini berjalan dengan baik.
Tidak hanya di dalam negeri, Unisma juga mengintegrasikan peran dakwah dalam kegiatan akademis dan pengabdian masyarakatnya. Sebagai contoh, dua dosen yang dikirim untuk studi di Taiwan juga diminta menjalankan misi dakwah. Respons positif datang dari pekerja migran Indonesia maupun warga lokal di sana.
Baca Juga : Komisi D DPRD Surabaya Atensi Kasus Bully Siswa agar Tak Terulang Lagi
Melalui langkah-langkah strategis ini, Unisma menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan peran sebagai kampus yang berorientasi global tanpa melupakan akar nilai-nilai religius dan kebangsaan. Harapannya, program-program ini dapat menjadi motor penggerak bagi lahirnya lulusan unggul yang siap bersaing di tingkat internasional.
Hal ini mendapat sambutan positif dari Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, H. Abdul Qadir Karding, S.Pi., M.Si. “Kami berharap Unisma dapat melahirkan kader-kader unggul Nahdlatul Ulama yang mampu menyebarkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kancah global,” ujarnya.
Karding juga menyampaikan optimismenya terhadap pengembangan kampus NU seperti Unisma. “Grand design pengembangan kampus ini sangat inspiratif. Saya yakin Unisma akan mampu bersaing dan memberikan kontribusi besar,” tutupnya.